Show simple item record

dc.contributor.advisorSaleh, Amiruddin
dc.contributor.advisorLubis, Djuara P
dc.contributor.advisorSusanto, Djoko
dc.contributor.authorTahitu, Meilvis Elsworth
dc.date.accessioned2016-01-08T22:58:51Z
dc.date.available2016-01-08T22:58:51Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77343
dc.description.abstractPengelola sagu memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan sagu di Maluku, termasuk Maluku Tengah yang bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan pemanfaatan sagu dan pendapatan pengelola sagu, tetapi juga untuk membangkitkan kembali peran sagu sebagai pangan lokal yang dapat mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan rumah tangga, serta menjamin terwujudnya ketahanan pangan, berbasis sumber daya alam lokal. Pengelola sagu masih memiliki berbagai kesulitan untuk meningkatkan usaha pemanfaatan sagu, baik kuantitas maupun kualitas. Produk olahan sagu yang dihasilkan umumnya tepung sagu basah dengan jangkauan pemasaran terbatas di tingkat lokal. Menyikapi akan kondisi ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan pengelola sagu melalui pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas dapat ditingkatkan apabila dilakukan sesuai dengan kondisi nyata pengelola sagu, baik kondisi sosial ekonomi maupun kapasitas yang dimiliki saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan karakteristik sosial ekonomi dan kapasitas pengelola sagu di Maluku Tengah; (2) Menganalisis tingkat pemanfaatan sagu di Maluku Tengah dan hubungannya dengan tingkat kapasitas pengelola sagu; dan (3) Menghasilkan strategi penyuluhan bagi pengembangan kapasitas pengelola sagu untuk meningkatkan kemampuan memanfaatkan sagu. Penelitian dilaksanakan di Maluku Tengah yang merupakan salah satu kawasan pengembangan sagu di Maluku. Penelitian berlangsung selama empat bulan, mulai bulan Juni 2013 hingga September 2013. Jumlah sampel 172 orang pengelola sagu mewakili populasi 300 pengelola sagu. Sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan lima persen. Penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana menggunakan daftar nama pengelola sagu yang bersumber dari kantor desa setempat. Kajian karakteristik sosial ekonomi pengelola sagu dan tingkat kapasitas pengelola sagu dilakukan secara statistik deskriptif. Matriks korelasi Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar peubah penelitian, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menemukan model empiris hubungan antar peubah. Strategi pengembangan kapasitas pengelola sagu dalam peningkatan pemanfaatan sagu di Maluku Tengah didesain menggunakan analisis SWOT dan strategi penyuluhan didesain menggunakan teori belajar dari Thorndike. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar pengelola sagu berumur produktif, lama berusaha kategori tinggi dan masih menjunjung tinggi nilai sosial dan budaya sagu. Hal ini sangat mendukung pengembangan kapasitas pengelola sagu. Tingkat kapasitas pengelola sagu dengan indikator berupa kemampuan mengolah sagu, mengembangkan pemasaran, mengidentifikasi dan memecahkan masalah, dan kemampuan menjaga keberlanjutan usaha tergolong kategori sedang. Indikator-indikator kapasitas mengolah sagu yang diukur berdasarkan ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan mengandung makna bahwa lambatnya perubahan perilaku pengelola sagu dalam meningkatkan usaha pemanfaatan sagu antara lain karena teknologi pengolahan sagu masih dilakukan dengan cara-cara tradisional sebagai bentuk keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi, produk yang dihasilkan dalam bentuk pati sagu basah dengan jangkauan pemasaran terbatas pada segmen pasar lokal, masih banyak masalah yang tidak terpecahkan, belum mampu menyesuaikan produk olahan dengan keinginan konsumen/pasar, dan kurangnya kegiatan promosi terhadap produk olahan sagu. Analisis matriks korelasi Rank Spearman memperlihatkan bahwa kapasitas pengelola sagu berhubungan secara positif dan nyata dengan tingkat pemanfaatan sagu. Dengan demikian, peningkatan kapasitas pengelola sagu sangat penting dalam meningkatkan pemanfaatan sagu di Maluku Tengah. Analisis lebih lanjut menggunakan analisis jalur (path analysis) memperlihatkan bahwa kapasitas pengelola sagu dipengaruhi secara langsung oleh karakteristik sosial ekonomi pengelola sagu yang terdiri dari pendidikan non formal, lama berusaha, dan akses informasi; dan dukungan lingkungan yang meliputi dukungan keluarga dan dukungan penyuluhan. Analisis SWOT memperlihatkan bahwa pengembangan kapasitas pengelola sagu di Maluku Tengah layak dilakukan melalui strategi pertumbuhan agresif (growth oriented strategy) yang ditunjukkan oleh posisi kebijakan, yaitu pada kuadran pertama dari diagram penentuan matriks grand strategi pengembangan kapasitas pengelola sagu. Analisis Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM) menghasilkan empat prioritas strategi, yaitu: (1) Penyiapan kondisi pengelola sagu dalam rangka peningkatan pemanfaatan sagu (S-O); (2) Penyiapan penyuluh/ tenaga pendamping yang kompeten (W-O); (3) Penguatan kesadaran dan pengakuan masyarakat terhadap fungsi sosial dan budaya sagu (S-T), dan (4) Pemantapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan program pengembangan sagu antar lembaga pemerintah dengan pihak-pihak terkait (W-T). Strategi penyuluhan untuk pengembangan kapasitas pengelola sagu didesain dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan (hukum kesiapan), tahap pelaksanaan (hukum latihan), dan tahap hasil (hukum akibat/efek). Bentuk kegiatan yang dipilih adalah penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Agar pelaksanaan penyuluhan terlaksana sesuai rencana, dibutuhkan penyuluh-penyuluh yang kompeten di bidang teknik pengelolaan sagu, namun jumlah penyuluh PNS yang ada saat ini masih terbatas. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan merekrut pengelola-pengelola sagu yang lebih maju menjadi penyuluh-penyuluh swadaya dengan prosedur seperti diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/11/2008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Pada tataran pengambil kebijakan, strategi dilakukan dengan menyatukan persepsi dan tindakan dalam memandang perlunya pengembangan kapasitas pengelola sagu sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dan nilai tambah sagu serta pendapatan masyarakat, mengembalikan peranan sagu sebagai salah satu budaya Maluku, dan mendukung upaya penganekaragaman pola konsumsi berbasis sumber daya lokal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcSago palmid
dc.titlePengembangan Kapasitas Pengelola Sagu Dalam Peningkatan Pemanfaatan Sagu Di Maluku Tengah Provinsi Malukuid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDukungan lingkunganid
dc.subject.keywordketahanan panganid
dc.subject.keywordpengelola saguid
dc.subject.keywordstrategi pengembangan kapasitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record