Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyuni, Ekawati Sri
dc.contributor.advisorSatria, Arif
dc.contributor.advisorSaharuddin
dc.contributor.advisorKusumastanto, Tridoyo
dc.contributor.authorMirajiani
dc.date.accessioned2015-12-10T04:04:25Z
dc.date.available2015-12-10T04:04:25Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76995
dc.description.abstractSecara historis transformasi masyarakat nelayan Ujung Kulon dimulai dengan terbukanya isolasi wilayah pesisir Ujung Kulon pada tahun 1970-an dan menjadi semakin pesat di era 1980-an sampai saat ini. Lancarnya transportasi dan akses keluar masuk wilayah mendorong penetrasi kapitalisme dan pengaruh pasar semakin merasuk dalam kehidupan masyarakat. Penetrasi kapitalisme menyebabkan perubahan signifikan dalam dimensi budaya, institusi dan tindakan ekonomi. Perubahan-perubahan tersebut terkait dengan berubahnya mekanisme social security system dalam sistem penghidupan nelayan setempat. Perubahan dimensi budaya ekonomi masyarakat terjadi sebagai akibat dari terbukanya wilayah dan masuknya sistem ekonomi kapitalis yang membawa masuk barang-barang baru, gaya hidup baru dan informasi-informasi baru serta kepuasan-kepuasan baru dimana kekayaan dan konsumsi merupakan bentuk kebutuhan baru yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Norma budaya kapitalisme seperti selfish (mementingkan diri sendiri), memaksimumkan keuntungan dan kepuasan, individualisme, serta kompleksitas pasar mempengaruhi dan mengubah budaya ekonomi masyarakat nelayan setempat. Perkembangan budaya ekonomi ini ditunjang oleh berkembangnya prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi seperti televisi, handphone, internet dan sebagainya. Beberapa aspek tertentu dalam budaya ekonomi nelayan yang erat kaitannya dengan mekanisme perekonomian masyarakat yang mengalami perubahan antara lain orientasi bekerja keras, pandangan dan pengambilan keputusan investasi dan saving, basis resiprositas sistem trust (kepercayaan) antar pelaku ekonomi, kolektivitas ekonomi dan solidaritas. Dalam konteks perubahan budaya ekonomi masyarakat nelayan, bahwa ada aspek-aspek tertentu dalam budaya nelayan yang berubah ternyata dapat menjadi motivasi ekonomi yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi pasar. Salah satu aspek budaya asli nelayan yang cenderung bekerja keras merupakan salah satu motivasi ekonomi yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi pasar. Nelayan Ujung Kulon mengalami perubahan orientasi nilai bekerja keras yang semula ditujukan pada pemenuhan subsistensi berubah menjadi bertujuan mengejar kekayaan dan konsumsi. Perubahan orientasi ini justru memiliki fungsi menggerakan roda perekonomian di sektor perikanan. Orientasi bekerja keras semakin kuat ketika tujuannya mengejar kekayaan dan konsumsi yang juga berarti mencapai kemuliaan dalam masyarakat. Situasi ini akan menuntut semangat bekerja untuk mengejar keuntungan ekonomi sebanyak-banyaknya. Semangat bekerja untuk mengejar keuntungan ekonomi didukung oleh meningkatnya kepercayaan diri untuk berinvestasi dan saving yang didasari oleh optimisme dengan risiko kerugian dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nelayan. Di sisi yang berbeda introduksi norma budaya ekonomi kapitalis ternyata justru melemahkan mekanisme social security system tradisional masyarakat nelayan setempat oleh karena perubahan sistem norma yang mendasari resiprositas, trust, kolektivitas dan solidaritas yang semula menjadi basis nilai utama dari mekanisme social security system tradisional yang memberikan jaminan social economic security bagi masyarakat nelayan. Dari dimensi perubahan institusi, penetrasi sistem ekonomi kapitalis membawa perubahan signifikan dalam institusi patronase yang merupakan social security institution yang keberadaannya sangat signifikan dalam perekonomian nelayan. Terjadi transformasi basis norma institusi patronase berbasis norma tradisional (moralitas asli) menjadi berbasis norma ekonomi kapitalis di masa kini. Implikasi perubahan basis norma terjadi pada aktivitas ekonomi pertukaran dan transaksi ekonomi serta dasar pengambilan keputusan seluruh pelaku-pelaku ekonomi. Ketika institusi ekonomi patronase berbasis norma moralitas asli, maka strategi tindakan ekonomi survival terlekat pada institusi patronase yang sepenuhnya berfungi sebagai social security institution. Tindakan ekonomi survival terwujud pada seberapa jauh nelayan dapat membangun hubungan patronase yang dapat memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan subsistensi dan hubungan saling menguntungkan dengan basis etika moralitas. Ketika basis norma patronase berubah, maka yang terjadi adalah melemahnya fungsi institusi patronase sebagai social security institution. Hal ini menjadikan nelayan setempat tidak semata-mata bergantung pada institusi patronase, melainkan menjalin relasi, jaringan secara personal atas peluang-peluang ekonomi yang disediakan pasar. Pada dasarnya fakta ini membuktikan bahwa sistem ekonomi nelayan Ujung Kulon bergerak dari sistem ekonomi moral menuju sistem ekonomi formal. Perubahan ini dimulai dari perubahan di lapangan gagasan (idiil) yang awalnya berbasis sistem nilai substantif berubah menjadi sistem nilai instrumental, sehingga tindakan ekonomi berorientasi nilai substantif menjadi tindakan ekonomi berorientasi instrumental. Jika dikaitkan dengan pembahasan tentang social security system, ketika sistem nilai dan norma tradisional (moralitas asli) yang menjadi dasar dari mekanisme social security, maka mekanisme tersebut terlekat pada bekerjanya institusi patronase yang sepenuhnya berfungsi sebagai social security institution. Bekerjanya institusi ini menjadi basis kemampuan masyarakat untuk bisa bertahan dari situasi krisis. Masuknya sistem nilai baru menyebabkan norma tradisional yang menjadi basis moralitas ekonomi mulai berubah dan turut mengubah tindakan ekonomi survival dalam mekanisme ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, hasil studi ini menemukan bahwa terjadi fakta melemahnya social security system tradisional karena mekanisme ekonomi yang cenderung berbasis norma ekonomi kapitalis. Mekanisme social security system pada masa kini bertumpu pada aktivitas ekonomi individu dan rumah tangga secara personal yang harus mencari kesempatan ekonomi dan jaringan/relasi sosial yang dianggap menguntungkan. Tindakan ekonomi survival masyarakat nelayan pada penelitian ini lebih mencerminkan bentuk keterlekatan relasional dimana tindakan ekonomi disituasikan secara sosial dan melekat (embedded) dalam jaringan/relasi sosial personal dan institusi dalam struktur sosial. Dengan situasi ini, tindakan ekonomi survival ditentukan nelayan membangun relasi/jaringan ekonomi yang disediakan pasar sehingga kemampuan untuk mendapatkan social economic security system yang bervariasi diantara pelaku ekonomi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSosiologyid
dc.subject.ddcSubsystem and Intitutiansid
dc.subject.ddc2013id
dc.subject.ddcWest Javaid
dc.titleSocial Security System Masyarakat Nelayan (Kasus Masyarakat Nelayan Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten).id
dc.subject.keywordsocial security systemid
dc.subject.keywordmasyarakat nelayanid
dc.subject.keywordbudayaid
dc.subject.keywordinstitusiid
dc.subject.keywordtindakan ekonomiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record