Potensi Lonkida (Nauclea Orientalis L.) Untuk Fitoremediasi Lahan Basah Air Asam Tambang
Abstract
Lonkida (Nauclea orientalis L.) merupakan jenis pohon tropis multiguna yang tumbuh alami di Indonesia. Jenis ini berpotensi dimanfaatkan sebagai salah satu tanaman dalam kegiatan rehabilitasi lahan rusak dan fitoremediasi. Kajian biologi, ekologi dan budidaya jenis ini di Indonesia masih sangat terbatas. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya tersebut adalah pemahaman informasi ekologi lonkida. Informasi ekologi lonkida pada beberapa sebaran alami (berbagai habitat) di Sulawesi Tenggara belum tersedia dengan baik. Eksplorasi lonkida pada berbagai habitat perlu dilakukan. Selain untuk memetakan sebaran alami juga untuk pengumpulan buah demi mendukung kegiatan budidaya jenis lonkida. Belum ada informasi ukuran buah dan benih serta mutu benih lonkida pada berbagai habitat di Sulawesi Tenggara. Jenis ini memiliki kemampuan tumbuh pada kondisi rawa sehingga berpotensi untuk ditanam di lahan basah. Selain itu, lonkida dilaporkan berpotensi sebagai fitoremedian Fe pada kondisi air asam tambang. Dengan demikian, bibit dari berbagai habitat tersebut juga perlu diuji pada kondisi tergenang air dan fitoremediasi air asam tambang (AAT). Toleransi tanaman terhadap genangan sangat bervariasi dan sangat ditentukan oleh jenis dan perbedaan habitat dari spesies tersebut serta simbiosisnya dengan mikroba tanah. Salah satu mikroba tanah yang dapat bersimbiosis dengan tanaman adalah fungi mikoriza arbuskula (FMA). FMA dapat membantu pertumbuhan dan toleransi tanaman terhadap genangan dan toksisitas logam berat. Pemanfaatan FMA dalam fitoremediasi pada kondisi AAT belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakter buah dan benih serta mutu benih lonkida yang berasal dari berbagai tipe habitat, mengkaji status dan potensi pemanfaatan FMA dalam budidaya lonkida dan mengkaji adaptasi dan potensi fitoremediasi lonkida pada genangan air asam tambang (AAT). Tahapan penelitian yang telah dilakukan adalah 1) Karakterisasi buah dan mutu benih lonkida dari habitat alami di Sulawesi Tenggara, 2) Morfo-anatomi dan respon pertumbuhan lonkida bermikoriza beda habitat terhadap kondisi genangan serta 3) Potensi lonkida untuk fitoremediasi di lahan basah air asam tambang PT. Bukit Asam Tbk. (Persero). Hasil penelitian “Karakteristik buah dan mutu benih lonkida (Nauclea orientalis L.) dari habitat alami di Sulawesi Tenggara” menunjukkan bahwa habitat berpengaruh signifikan (P<0.0001) terhadap peubah ukuran buah dan jumlah benih per buah. Habitat rawa dan rawa temporal memiliki rata-rata panjang buah, lebar buah serta jumlah benih per buah lebih tinggi dengan kisaran panjang buah 4.99±0.17-6.66±0.19 cm dan jumlah benih per buah berkisar antara 3 812±519-13 984±1 912 benih. Selain karakter buah, habitat juga berpengaruh signifikan (P<0.0001) terhadap panjang benih, lebar benih dan berat benih serta mutu fisiologis benih lonkida. Habitat rawa termasuk habitat dengan ukuran benih dan berat benih yang rendah dibanding habitat lainnya. Meskipun demikian, habitat rawa bersama habitat savanna rawa temporal memiliki persentase kecambah, daya kecambah dan rata-rata benih berkecambah per hari (MDG) yang tinggi. Panjang dan lebar benih berkorelasi positif dengan berat benih (r=0.799 dan r=0.842) dan panjang benih berkorelasi negatif dengan rata-rata waktu untuk berkecambah (MGT) (P>0.011, r=-0.866). Hasil penelitian “Morfo-anatomi dan respon pertumbuhan lonkida (Nauclea orientalis L.) bermikoriza beda habitat terhadap kondisi genangan” menunjukkan bahwa bibit lonkida membentuk lentisel (100%), akar liar (41%) dan aerenkima pada kondisi genangan. Bibit dari habitat darat lahan kering memiliki rata-rata pertumbuhan tinggi lebih rendah dibanding tipe habitat lainnya baik bermikoriza maupun tanpa mikoriza. Hal yang sama dijumpai pada peubah pertumbuhan relatif pucuk (RGRs), akar (RGRr) dan total (RGRt) serta rasio pucuk akar. Pada peubah RGRt, habitat rawa temporal baik pada genangan dan tanpa genangan dan savanna dengan genangan memiliki RGRt lebih besar dibanding perlakuan lainnya. Secara umum, berat kering akar (BKA), BK pucuk dan BK total dan total N di akar dan pucuk lebih besar pada interaksi habitat rawa temporal tanpa mikoriza pada kondisi genangan. Secara tunggal genangan meningkatkan rata-rata pertambahan tinggi (18%), diameter (46%) serta luas daun (40%), panjang daun (17%) dan lebar daun (21%). Meskipun demikian, perlakuan genangan berpengaruh negatif (menurunkan) peubah jumlah daun (9%) dan kolonisasi FMA (71%). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa bibit dari habitat rawa temporal memiliki pertumbuhan dan biomassa yang tinggi baik pada kondisi tanpa maupun dengan genangan. Hasil penelitian “Potensi lonkida (N. orientalis L.) untuk fitoremediasi di lahan basah air asam tambang PT. Bukit Asam Tbk. (Persero)” menunjukkan bahwa bibit lonkida umur 90 hari memiliki adaptasi tinggi (100%). Tanaman dari habitat rawa dan rawa temporal memiliki rata-rata pertambahan tinggi tertinggi pada penambahan bokasi 200 kg per kompartemen (luas 75 m2)dibanding habitat lahan darat kering dan tidak terdapat perbedaan antar habitat pada rataan diameter. FMA meningkatkan diameter tanaman pada kondisi penambahan bokasi 100 kg. Penambahan bokasi 200 kg meningkatkan rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman. Kadar N dan P masing-masing terbanyak pada bagian daun (3.16 %) dan akar liar (1 119 mg/kg). Akumulasi N dan P terbanyak pada tanaman dari habitat rawa, perlakuan FMA dan penambahan bokasi 200 kg. Lonkida dapat menyerap dan mengakumulasi Fe>Mn>Zn>Cu>Pb>Cd. Lonkida berpotensi sebagai jenis fitoremediasi AAT melalui mekanisme rhizofiltrasi TF<1. Fungi mikoriza arbuskula diduga berpotensi sebagai agen fitoremedian melalui mekanisme fitostabilisasi (Mn, Zn).
Collections
- DT - Forestry [337]