Show simple item record

dc.contributor.authorBaskoro, Mulyono S.
dc.contributor.authorNugraha, Budi
dc.contributor.authorWiryawan, Budy
dc.date.accessioned2015-11-04T03:22:32Z
dc.date.available2015-11-04T03:22:32Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76585
dc.description.abstractRawai tuna (tuna longline) merupakan salah satu alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna, karena konstruksinya yang mampu menjangkau kedalaman renang (swimming layer) tuna. Hasil tangkapan rawai tuna terdiri atas hasil tangkapan utama (target species) dan hasil tangkapan sampingan (by-catch). Hasil tangkapan sampingan terdiri atas hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis (by-product) dan yang tidak memiliki nilai ekonomis atau dibuang kembali ke laut (discard). Pengumpulan data dibantu oleh observer dengan mengikuti langsung operasional penangkapan kapal rawai tuna KM. Bina Sejati yang berbasis di Pelabuhan Benoa mulai tanggal18 Februari sampai 16 April 2013 di Perairan Samudera Hindia. Data yang dikumpulkan meliputi data operasional penangkapan seperti komposisi hasil tangkapan, jumlah pancing dan daerah penangkapan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil tangkapan kapal rawai tuna KM. Bina Sejati sebanyak 21 spesies terdiri atas hasil tangkapan utama sebanyak 4 spesies, hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis sebanyak 13 spesies dan yang tidak memiliki nilai ekonomis sebanyak 4 spesies. Hasil tangkapan utama didominasi oleh tuna mata besar dengan nilai laju pancing sebesar 0,06 dan hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis didominasi oleh ikan gindara dan bawal lonjong dengan nilai laju pancing sebesar 0,05, sementara hasil tangkapan sampingan yang tidak memiliki nilai ekonomis didominasi oleh ikan naga dengan nilai laju pancing 1,01. Nilai laju pancing yang diperoleh pada penelitian ini sangat kecil. Menurunnya laju pancing tersebut merupakan salah satu indikasi berkurangnya ketersediaan tuna. Dengan semakin rendahnya nilai laju pancing hasil tangkapan tuna di perairan Samudera Hindia, perlu adanya kebijakan dari pemerintah baik itu pembatasan kapal penangkap atau jumlah alat tangkap, kuota penangkapan maupun penutupan daerah penangkapan untuk sementara. Kebijakan yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat memulihkan sumberdaya tuna yang sudah menunjukkan kecenderungan menurun.en
dc.language.isoid
dc.publisherWWF-Indonesia
dc.titleKomposisi hasil tangkapan dan laju pancing rawai tuna yang berbasis di Pelabuhan Benoaen
dc.title.alternativeSimposium Nasional Pengelolaan Perikanan Tuna Berkelanjutanen
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordRawai tunaen
dc.subject.keywordkomposisi hasil tangkapanen
dc.subject.keywordlaju pancingen
dc.subject.keywordSamudera Hindiaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record