Sarjana Tanpa Riset
dc.contributor.author | Saefuddin, Asep | |
dc.date.accessioned | 2015-06-30T02:43:52Z | |
dc.date.available | 2015-06-30T02:43:52Z | |
dc.date.issued | 2015-06-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75714 | |
dc.description.abstract | Sejarah pendidikan tinggi di Indonesia tidak lepas dari sistem pendidikan Belanda. Dari segi lamanya sarjana pada zaman Belanda sampai awal tahun 80 adalah enam tahun. Di akhir pendidikan para lulusan bergelar Insinyur (Ir) untuk kelompok ilmu keteknikan serta Doktorandus atau Doktoranda (Drs atau Dra) untuk kelompok ilmu sosial dan ilmu-ilmu dasar kealaman dan matematika. Selain itu pada ijazahnya ada pernyataan bahwa para lulusan berhak melakukan penelitian setara doktor. Artinya mereka adalah sarjana yang bisa dikatakan sebagai kandidat doktor. Selangkah lagi mereka bisa menyandang gelar doktor. Tentunya melalui riset dan menulis disertasi. | en |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | RADAR BOGOR | |
dc.title | Sarjana Tanpa Riset | en |
dc.type | Article | en |
dc.subject.keyword | sarjana | en |
dc.subject.keyword | riset | en |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Published By Media [158]
Opini Penulis yang dipublikan di media cetak