Show simple item record

dc.contributor.advisorAtmowidi, Tri
dc.contributor.advisorBuchori, Damayanti
dc.contributor.authorAbdilah, Nurullah Asep
dc.date.accessioned2015-05-26T01:45:46Z
dc.date.available2015-05-26T01:45:46Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75299
dc.description.abstractKeberadaan parasitoid telur di alam dapat dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk mengendalikan Nilaparvata lugens. Keberadaan parasitoid telur N. lugens mengalami perubahan seiring berubahnya kondisi lingkungan dan praktik budidaya yang diterapkan. Informasi mengenai keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid telur N. lugens terkait dominansi dapat dijadikan strategi dalam pemilihan parasitoid telur yang digunakan sebagai agens pengendali hayati. Anagrus nilaparvatae adalah parasitoid telur yang menyerang wereng coklat, Nilaparvata lugens. Keberhasilan parasitoid A. nilaparvatae dalam mengendalikan N. lugens ditentukan oleh reproduksi parasitoid betina. Reproduksi yang baik ditunjukkan dengan potensi produksi telur, jumlah telur yang diletakkan dalam inang, dan tingkat parasitisasi yang tinggi serta lama hidup imago yang panjang. Semakin banyak telur yang dapat diletakkan dalam inang mengakibatkan tingginya mortalitas inang, sehingga pengendalian menjadi efektif. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keanekaragaman dan dominansi parasitoid telur N. lugens, pematangan telur parasitoid A. nilaparvatae, pengaruh lama ketiadaan inang dan pemberian pakan serta interaksi antara lama ketiadaan inang dan pemberian pakan terhadap kapasitas reproduksi parasitoid A. nilaparvatae. Parasitoid telur N. lugens diperangkap dengan cara menempatkan tanaman padi umur satu bulan yang telah diinfestasi telur N. lugens di lapangan selama 2 hari. Tanaman Padi diambil kembali dan dipangkas daunnya 12 cm dari pucuk daun. Padi dipelihara dalam kurungan plastik mika (8 cm x 50 cm) sampai imago parasitoid muncul. Parasitoid dibuat preparat sementara dan diidentifikasi. Penentuan pola pematangan telur parasitoid A. nilaparvatae dilakukan dengan mematikan parasitoid betina yang baru keluar dari inang dalam freezer. Parasitoid dibedah abdomennya di atas gelas objek yang sebelumnya sudah ditetesi air. Telur matang parasitoid diamati dan dihitung jumlahnya. Metode untuk mempelajari pengaruh lama ketiadaan inang dan pemberian pakan terhadap kapasitas reproduksi A. nilaparvatae dilakukan dalam skala laboratorium. Parasitoid betina A. nilaparvatae yang baru keluar dari inang diberi pakan larutan madu 10% atau air dan tidak diberi inang selama 3, 6, 9, 12, dan 18 jam. Parasitoid diinfestasikan ke dalam tabung reaksi (1 cm x 10 cm) berisi bibit padi yang sudah diinfestasi telur N. lugens. Bibit padi diganti dengan bibit padi baru yang telah diinfestasi telur N. lugens setiap 24 jam. Pengamatan meliputi jumlah telur yang diletakkan parasitoid dalam inang di hari pertama dan hari kedua, keperidian, tingkat parasitisasi, telur yang tersisa dalam ovari, potensi produksi telur, dan lama hidup imago betina. Parasitoid telur N. lugens yang dikoleksi dari pertanaman padi di Dramaga, Bogor sebanyak 4.156 individu terdiri atas 4 famili dalam 6 spesies, yaitu Anagrus nilaparvatae (Mymaridae), Anagrus sp. (Mymaridae), Oligosita sp. (Trichogrammatidae), Tetrastichus formosanus (Eulophidae), Gonatocerus sp. (Mymaridae), dan Cyrtogaster near vulgaris (Pteromalidae). Parasitoid Oligosita sp. dan A. nilaparvatae ditemukan dominan dalam penelitian ini. Kelimpahan Oligosita sp. tertinggi di antara parasitoid telur N. lugens lainnya. Parasitoid betina A. nilaparvatae memiliki telur yang sudah matang ratarata 30,67±4,35 telur di awal kehidupan dewasanya. Jumlah telur matang A. nilaparvatae meningkat setelah 3 jam, yaitu menjadi 37,07±5,18 telur. Jumlah telur matang A. nilaparvatae selanjutnya cenderung tetap. Telur matang A. nilaparvatae berbentuk elips dilengkapi dengan pedunculus yang ramping dan panjang. Kapasitas reproduksi parasitoid A. nilaparvatae dipengaruhi oleh lama ketiadaan inang, meliputi jumlah telur yang diletakkan dalam inang di hari pertama dan kedua, keperidian, tingkat parasitisasi, dan lama hidup imago betina. Penurunan jumlah telur yang diletakkan di hari pertama dan kedua, keperidian, serta tingkat parasitisasi parasitoid A. nilaparvatae terjadi setelah parasitoid tidak mendapatkan inang selama 9 jam dan semakin menurun sampai 18 jam. Lama hidup imago betina tertinggi terjadi pada parasitoid yang tidak diberi inang selama 9 jam dan terendah pada parasitoid yang tidak mendapatkan inang selama 18 jam. Pemberian larutan madu 10% sebagai pakan selama ketiadaan inang dapat mengurangi dampak penurunan kapasitas reproduksi akibat ketiadaan inang.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcPlant diseasesen
dc.subject.ddcControl of plant diseasesen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleKeanekaragaman Dan Biologi Reproduksi Parasitoid Telur Wereng Coklat, Nilaparvata Lugens Stal (Hemiptera: Delphacidae)en
dc.subject.keywordAnagrus nilaparvataeen
dc.subject.keywordkeanekaragamanen
dc.subject.keywordketiadaan inangen
dc.subject.keywordpematangan teluren
dc.subject.keywordpengendalian hayatien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record