Kajian Bruselosis pada Anjing Bibit Impor dan Studi Pengetahuan Sikap dan Praktik Pemilik Breeding Kennel terhadap Pengendalian Bruselosis
View/ Open
Date
2015Author
Noviana, Citra
Wibawan, I Wayan Teguh
Sudarnika, Etih
Metadata
Show full item recordAbstract
Bruselosis yang disebabkan agen Brucella sp adalah salah satu penyakit menular yang telah menyebar di seluruh dunia dan bersifat zoonotik. Pada anjing, bruselosis disebabkan oleh agen patogen Brucella canis. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi terutama pada breeding kennel akibat terjadinya keguguran hingga infertilitas. Hingga saat ini, belum terdapat laporan atau publikasi ilmiah tentang keberadaan bruselosis pada anjing di Indonesia. Importasi anjing dari negara yang tidak bebas bruselosis dapat berpotensi membawa agen patogen ini masuk dan tersebar di Indonesia. Belum dilakukannya pengujian bruselosis pada anjing di pelabuhan pemasukan, dan belum adanya upaya pencegahan masuknya penyakit ini oleh pemerintah menjadikan negara kita memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini dari negara pengekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksibruselosis pada anjing bibit impor, mendapatkan informasi keberadaan kasus bruselosis pada breeding kenneldan menganalisis hubungan antara karakteristik individu pemilik breeding kennel, pengetahuan, sikap terhadap praktik pengendalian bruselosis termasuk pengaruh langsung dan tidak langsung setiap variabel. Penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yakni pengujian sampel serum anjing bibit impor dan studi knowledge attitute and practise(KAP) pemilik breeding kennel. Pengambilan spesimen darah dilakukan pada seluruh anjing bibit untuk kennel yang diimpor selama periode penelitian (Mei-September 2014). Serum diuji menggunakan kit immunochromatograpic assay (ICA) RB 21-03. Besaran sampel yang diperoleh selama periode penelitian adalah sebanyak 64 sampel. Survei KAP merupakan kajian lapang cross-sectional study dan menggunakan alat bantu penelitian berupa kuisioner terstruktur sebagai perangkat untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dari responden. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara pemilik breeding kennel dan observasi. Wawancara dilakukan menggunakan kuisioner terstruktur, sementara observasi dilakukan dan dinilai menggunakan checklist. Pertanyaan pada kuisioner berisi mengenai karakteristik pemilik breeding kennel, manajemen pemeliharaan dan kesehatan, praktik biosekuritidalam pengendalian bruselosis, pengetahuan mengenai wawasan penyakit serta sikap terhadap praktik biosekuriti yang berkaitan dengan pengendalian bruselosis. Checklist berisi mengenai kondisi yang berkaitan dengan biosekuriti yang ditemukan di lapangan. Variabel yang diamati adalah karakteristik individu (umur, pendidikan formal, lama usaha dan tingkat pendapatan), pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan dan pengendalian bruselosis pada anjing.Responden adalah pemilik breeding kennel yang mengimpor anjing selama periode penelitian yang berjumlah 32 responden. Tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik pemilik breeding kennel diukur dan dinilai dengan melakukan kategorisasi. Data pengujian laboratorium disajikan menggunakan statistik deskriptif. Data studi KAP dianalisa menggunakan statistika deskriptif dan analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diamati terhadap praktik pengendalian bruselosis dan variabel yang mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap praktik pengendalian bruselosis. Hasil pengujian menggunakan kit immunochromatograpic assay pada seluruh sampel yang dikoleksi menunjukkan hasil deteksi yang negatif. Hasil pengujian laboratorium disimpulkan bahwa tidak ditemukan anjing bibit impor yang positif bruselosis selama periode penelitian. Penilaian skor pengetahuan, sikap dan praktik pada responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden masuk ke dalam kategori sedang untuk tingkat pengetahuan (53.2%) danpraktik (75%) dan kategori netral untuk variabel sikap (62.5%).Hanya 53.1% responden yang mengetahui bahwa bruselosis bersifat zoonotik. Sebagian besar responden menyatakan pernah mengalami kasus keguguran dalam periode satu tahun kebelakang (68.8%), namun hanya 3.1% (n=1) responden yang pernah melakukan pengujian bruselosis, sedangkan sisanya tidak atau belum pernah melakukan pengujian bruselosis. Belum pernah dilakukannya pengujian bruselosis menjadikan kasus keguguran yang selama ini terjadi di breeding kennel tidak terdiagnosa, sehingga tidak diketahui apakah keguguran tersebut akibat bruselosis atau penyebab yang lain. Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu pemilik breeding kennel,pengetahuan, sikap dan praktik dan besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung setiap variabel. Sikap (r = 0.418;17.47%) dan tingkat pendapatan (r=0.386; 14.89%) memberikan pengaruh langsung terbesar dan signifikan terhadap praktik. Umur mempengaruhi sikap secara langsung dan signifikan (r=-0.331) demikian juga tingkat pengetahuan mempengaruhi sikap secara langsung dan signifikan (r=0.683). Dari hasil analisis jalur pengaruh langsung dan tidak langsung, variabel pengetahuan memiliki pengaruh dengan kontribusi terbesar terhadap tingkat praktik, yakni sebesar 40.66%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum ditemukan anjing bibit impor yang positif terdeteksi bruselosis selama periode penelitian.Sebagian besar responden memiliki kategori praktik pengendalian bruselosis tingkat sedang, namun hampir seluruh responden menyatakan tidak pernah melakukan pengujian bruselosis. Pengetahuan memberikan kontribusi pengaruh terbesar terhadap tingkat praktik, sehingga tingkat pengendalian bruselosis dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan pemilik breeding kennelmengenai fakta-fakta penyakit. Untuk meningkatkan pengetahuan para pemilik breeding kennel mengenai bruselosis dan pentingnya melakukan pengujian bruselosis, dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan rutin yang telah dilakukan oleh asosiasi anjing trah Indonesia (Perkin). Pemerintah sudah selayaknya menerbitkan suatu persyaratan kesehatan pemasukan anjing bibit impor untuk mencegah masuknya penyakit termasuk bruselosis.
Collections
- MT - Veterinary Science [911]