Show simple item record

dc.contributor.advisorSupramana
dc.contributor.advisorMunif, Abdul
dc.contributor.authorRosya, Amallia
dc.date.accessioned2015-05-21T02:49:50Z
dc.date.available2015-05-21T02:49:50Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75205
dc.description.abstractNematoda puru akar (NPA), Meloidogyne sp., merupakan nematoda parasit tanaman utama yang menyebabkan kehilangan hasil 5-20%. Di Indonesia beberapa penelitian telah dilakukan hanya sebagai penelitian di rumah kaca. Kekurangan data menyebabkan kehilangan hasil oleh nematoda parasit tanaman di lapangan belum dapat diprediksi. Salah satu metode pengendalian yang potensial terhadap NPA adalah penggunaan biofumigan. Biofumigan adalah senyawa yang bersifat volatil dan dapat digunakan untuk pengendalian Meloidogyne sp. Glukosinolat (GSL) dilaporkan telah banyak digunakan sebagai biofumigan. Senyawa ini banyak ditemukan dari tanaman famili kubis-kubisan (Brassicaceae). Beberapa penelitian melaporkan bahwa senyawa isotiosianat (ITS) sangat beracun bagi patogen tular tanah, antara lain cendawan Gaeumanomyces graminis var. tritici, Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani dan Pythium, bakteri Ralstonia solanacearum. Senyawa ITS dilaporkan dapat mematikan nematoda Pratylenchus dan Meloidogyne. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan berbagai limbah Brassicaceae, yaitu kubis (Brassica oleracea var. capitata), kembang kol (B. oleracea var. botrytis), brokoli (B. italica var. oleracea), kubis Cina (B. chinensis) dan pakcoy (B. rapa var. parachinensis) dalam mengendalikan NPA (Meloidogyne sp.) pada tanaman tomat. Tanah yang terinfestasi nematoda dan limbah Brassica diambil dari Pasir Sarongge, Cianjur, Jawa Barat yang digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan rancangan percobaan yang digunakan adalah split-spit plot rancangan acak lengkap (RAL). Limbah Brassicaceae, dosis limbah dan waktu inkubasi berturut-turut ditetapkan sebagai petak utama, anak petak dan anak-anak petak. Pot yang diaplikasi Carbofuran (Furadan 3G, 60kg/ha) sebagai kontrol positif, tanpa limbah Brassica sebagai kontrol negatif dan tanaman tomat sebagai tanaman indikator. Percobaan diulang 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi limbah kubis, kembang kol, brokoli, kubis dan pakcoy efektif dalam menurunkan populasi NPA pada tanah dengan tingkat keefektifan berturut-turut 93.77, 98.48, 98.18, 100 dan 100 %. Jenis limbah brokoli, bunga kol, sawi putih dan pakcoy dengan dosis 0.5 kg/5 kg tanah efektif menurunkan jumlah puru NPA 96-100%. Waktu inkubasi 1 minggu pada semua jenis limbah yang diuji efektif menurunkan jumlah puru NPA 90-100% pada tanaman tomat. Aplikasi limbah Brassica tidak menimbulkan fitotoksis terhadap tanaman uji sampai dosis 1 kg/5 kg tanah, bahkan aplikasi limbah kubis dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcPlant diseasesen
dc.subject.ddcParasitic plantsen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleKeefektifan Limbah Brassica Sebagai Biofumigan Dalam Pengendalian Nematoda Puru Akar (Meloidogyne Sp.) Pada Tanaman Tomaten
dc.subject.keywordVolatilen
dc.subject.keywordIsothiosianateen
dc.subject.keywordParasitic nematodeen
dc.subject.keywordGreen houseen
dc.subject.keywordRKAIen
dc.subject.keywordBiofumigantsen
dc.subject.keywordCabbageen
dc.subject.keywordCaulifloweren
dc.subject.keywordBrocolien
dc.subject.keywordPakcoyen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record