Show simple item record

dc.contributor.advisorThohari, Achmad Machmud
dc.contributor.advisorSolihin, Dedy Duryadi
dc.contributor.advisorPrasetyo, Liliek Budi
dc.contributor.advisorugardjito
dc.contributor.authorPrayogo, Hari
dc.date.accessioned2015-05-20T02:24:56Z
dc.date.available2015-05-20T02:24:56Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75179
dc.description.abstractOrangutan merupakan salah satu jenis kera besar yang ada di Indonesia, yang sebarannya terbatas hanya di Sumatera bagian utara dan Kalimantan. Orangutan telah dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda yaitu Pongo abelii untuk orangutan Sumatera dan Pongo pygmaeus untuk orangutan Kalimantan. Berdasarkan konsep phylogenetik (Phylogenetic Species Concept) orangutan Kalimantan telah dibedakan menjadi tiga anak jenis yang berbeda yaitu P.p. pygmaeus, P. p. wurmbii dan P. p. morio. Anak jenis di Kalimantan Barat terdiri atas P. p. pygmaeus dan P. p. wurmbii. Studi ini dilakukan untuk memahami dampak dari kebijakan tata guna lahan terhadap sebaran orangutan, karena sampai saat ini banyak terjadi alih fungsi lahan pada kawasan yang menjadi habitat orangutan. Hal ini mengakibatkan terjadinya fragmentasi habitat orangutan. Sebagai akibatnya adalah saat ini sebaran orangutan terbatas hanya di beberapa lokasi yang terpisah-pisah. Wilayah yang masih aman sebagai habitat orangutan adalah di dalam kawasan taman nasional. Orangutan memerlukan habitat yang spesifik, tidak semua kawasan taman nasional cocok sebagai habitat bagi orangutan. Faktor yang penting sebagai habitat bagi orangutan adalah ketersediaan pakan berupa buah, kondisi tutupan lahan yang memiliki tajuk saling bersambungan untuk mengakomodasi pergerakanannya, tingkat gangguan dari aktivitas manusia yang sedikit, serta kelerengan yang landai dan ketinggian tertentu. Hilangnya habitat menyebabkan banyak orangutan memasuki kawasan yang dihuni masyarakat sehingga ditangkap untuk berbagai tujuan dan pada akhirnya disita oleh pihak berwenang dan ditempatkan di tempat-tempat rehabilitasi. Asal usul yang tidak jelas menimbulkan masalah pelepasliaran kembali orangutan di habitat aslinya, untuk itu diperlukan penanda genetik handal dalam memverifikasi keaslian orangutan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran spasial serta kesesuaian habitat orangutan anak jenis P. p. pygmaeus di kawasan TNBK, TNDS dan kawasan koridor yang menghubungkan kedua kawasan taman nasional tersebut, mengungkapkan dan menganalisis keanekaragaman genetik antara populasi orangutan anak jenis P. p. pygmaeus dengan menggunakan sampel yang diambil secara invasive dan non invasive, dan mengungkapkan sebaran spasial berdasarkan keanekaragaman genetik orangutan serta kesesuaian habitatnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh untuk memetakan sebaran dan kesesuaian habitat orangutan di Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Danau Sentarum dan koridor yang menghubungkan kedua taman nasional ini, serta menggunakan teknologi biology molekuler untuk menganalisis DNA mitokondria dan DNA inti (terutama khromosom Y) yang dimiliki oleh orangutan. iv Pengambilan data dilakukan dengan memetakan temuan jejak/sarang orangutan di lokasi penelitian dengan menggunakan GPS, dan analisis spasial dilakukan dengan menggunakan software Arcgis 9.3, Erdas Imagine 9.1 dan Excel 2007. Pada sebaran spasial digunakan tujuh parameter yaitu pemukiman (desa dan dusun), sungai besar, sungai kecil, jalan, kemiringan lereng (slope), ketinggian (elevasi) dan NDVI (Normalization Difference Vegetation Index). Untuk analisis DNA didasarkan pada sampel orangutan secara non invasive berupa rambut dari sarang yang telah ditinggalkan oleh orangutan, selain itu dilengkapi pula sampel DNA dari pusat rehabilitasi (“pusat rehabilitasi Kobus” di Kabupaten Sintang dan International Animal Resque (IAR) di Kabupaten Ketapang) yang berada di Kalimantan Barat berupa darah dan rambut (invasive dan non invasive). Analisis berikutnya digunakan metode ekstraksi dan purifikasi DNA, PCR memakai marker DNA mitokondria Dloop dan DNA inti berupa gen sexing (gen SRY), dan sequencing dari sampel tersebut. Hasil akhir dari sequencing selanjutnya diolah dengan menggunakan software Mega 4. Dari hasil penelitian spasial didapatkan bahwa ketiga lokasi penelitian TNBK, koridor dan TNDS memiliki tingkat kesesuaian habitat yang tinggi yaitu sebesar 53.72%, tingkat kesesuaian sedang sebesar 42.94% dan kesesuaian rendah sebesar 3.34%. dengan tingkat validasi sebesar 93.63%. Daerah dengan kesesuaian yang tinggi berada di daerah rawa di TNBK dan di seluruh daerah sungai kecil. Di kedua daerah ini banyak dijumpai orangutan karena daerah ini banyak menyediakan sumber pakan bagi orangutan, selain itu daerahnya relatif lebih landai yang memudahkan pergerakan bagi orangutan. Daerah yang dekat dengan pemukiman dan ketinggian lebih dari 700 m dpl merupakan daerah yang memiliki kesesuaian yang paling rendah. Berdasarkan hasil analisis DNA mitokondria dengan menggunakan penanda genetik Dloop dan sexing (gen SRY) dari sampel yang didapat baik secara invasive dan non invasive, didapatkan hasil pada pohon phylogeny dengan dua klaster yang berbeda. Satu klaster mewakili daerah TNDS, koridor dan TNBK artinya termasuk kedalam anak jenis P. p. pygmaeus dan satu lagi klaster yang bisa dianggap mewakili anak jenis lainnya yang berada di Kalimantan Barat. Hasil analisis dengan gen SRY menunjukkan bahwa sebaran orangutan jantan diketahui berada di daerah Camp Derian (TNBK), Pulau Mayas (koridor satwa) dan di daerah bukit selasih (TNDS). Hasil analisis spasial dan genetik ini membantu pengelolaan konservasi agar pada saat dilakukan pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi dapat dilakukan dengan tepat, sehingga tidak terjadi kekeliruan pelepasliaran dilakukan bukan pada tempat suatu anak jenis awal berada.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcPrimatesen
dc.subject.ddcHominoideaeen
dc.titlePendugaan kesesuaian habitat orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) dan karakteristik genetiknya di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Baraten
dc.subject.keywordDNA mitokondriaen
dc.subject.keywordDloopen
dc.subject.keywordgen SRYen
dc.subject.keywordkesesuaian habitaten
dc.subject.keywordorangutanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record