Show simple item record

dc.contributor.advisorBarus, Baba
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorAndari, Masyitah Tri
dc.date.accessioned2015-04-08T02:38:01Z
dc.date.available2015-04-08T02:38:01Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74610
dc.description.abstractMeningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan pemenuhan pangan sangat penting dilakukan. Pemenuhan pangan ini erat kaitannya dengan produksi padi karena padi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Oleh sebab itu, pemantauan lahan sawah perlu dilakukan guna memprediksi produksi padi. Salah satu cara yang dilakukan untuk pemantauan lahan sawah ini adalah dengan teknik penginderaan jauh. Pemantauan dengan penginderaan jauh optik sangat beresiko apabila dilakukan di Indonesia karena Indonesia adalah negara tropik yang memiliki cakupan awan tinggi. Penelitian ini menggunakan citra RADARSAT-2 yang dapat menembus tutupan awan sebanyak 3 scene dengan dua polarisasi yaitu polarisasi HH dan HV yang diakuisisi pada tanggal 08 November, 24 November, dan 20 Agustus 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari keterkaitan nilai hamburan balik terhadap umur tanaman padi dan menguji klasifikasi fase tumbuh padi di PT. Sang Hyang Seri, Subang. Keterkaitan nilai hamburan balik citra RADARSAT-2 dianalisis dari data tebar tanam 2012 dan 2012/2013, data iklim, dan survei lapang. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif Boxplot. Nilai backscatter HH dan HV meningkat pada fase vegetatif atau awal masa tanam, kemudian menurun dan meningkat kembali sampai pada fase akhir reproduktif. Pada fase pematangan/pemasakan, nilai hamburan balik HH dan HV menurun karena daun padi yang sudah menggulung sehingga sinyal C-band dipantulkan bersama dengan daun dan permukaan tanah. Namun, terdapat nilai hamburan balik HH dan HV yang tidak konsisten pada fase vegetatif dikarenakan padi terserang hama dan penyulaman. Pada berbagai fase pertumbuhan padi, polarisasi HH memiliki nilai hamburan balik yang lebih tinggi dibandingkan polarisasi HV. Polarisasi HH merupakan polarisasi yang paling sesuai untuk pemantauan padi karena polarisasi HH lebih sensitif terhadap variasi struktur padi. Penelitian ini menggunakan kelas fase pertumbuhan padi berdasarkan klasifikasi IRRI dan Dedatta. IRRI dan Dedatta membagi kelas fase menjadi tiga fase dengan tahapan pertumbuhan yang berbeda. Klasifikasi ini memanfaatkan pendekatan Gaussian Maximum Likelihood. Tahap pertumbuhan paling banyak terdapat pada citra tanggal 20 Agustus 2012 karena rentang umur yang lebih banyak antara 31 – 123 HST. Pada citra RADARSAT-2 tanggal 24 November 2012, nilai akurasinya lebih tinggi dibandingkan citra RADARSAT-2 yang lain yaitu 88%. Hasil analisis menunjukkan nilai akurasi yang paling baik secara konsisten terdapat pada klasifikasi Dedatta di semua citra RADARSAT-2. Oleh sebab itu klasifikasi Dedatta adalah klasifikasi yang cukup relevan untuk pemantauan fase tumbuh padi di kawasan Pantura, Subang.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAgricultureen
dc.subject.ddcSoil scienceen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcSubang-Jawa Baraten
dc.titlePemanfaatan Citra RADARSAT-2 Dalam Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi (Studi Kasus: PT. Sang Hyang Seri, Subang Jawa Barat)en
dc.subject.keywordpadien
dc.subject.keywordRADARSAT-2en
dc.subject.keywordhamburan baliken
dc.subject.keywordklasifikasi Gaussian Maximum Likelihooden


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record