Show simple item record

dc.contributor.advisorSuwardi
dc.contributor.advisorDjajakirana, Gunawan
dc.contributor.authorSalim, Fatimah Ursulah
dc.date.accessioned2015-04-07T03:44:48Z
dc.date.available2015-04-07T03:44:48Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74600
dc.description.abstractKandungan bahan organik tanah-tanah pertanian di Indonesia terus mengalami penurunan akibat pemupukan menggunakan pupuk buatan tanpa diikuti pemberian bahan organik yang memadai. Untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah, perlu digalakkan pemberian pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos yang dapat dibuat dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan kotoran hewan melalui proses pengomposan. Brangkasan jagung dan limbah baglog jamur merupakan bahan yang potensial untuk bahan kompos. Kedua bahan tersebut memiliki kandungan lignin dan selulosa yang berbeda sehingga mempengaruhi proses pengomposan. Untuk mempercepat proses pengomposan diperlukan aktivator. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari perubahan sifat fisik selama proses pengomposan, menilai kualitas kompos berdasarkan sifat-sifat kimia, dan membandingkan peranan aktivator Bioaktimo dan Provibio. Penelitian dimulai dengan pembuatan kompos dari bahan brangkasan jagung, limbah baglog jamur, dan campuran keduanya. Ketiga bahan tersebut ada yang diinkubasi tanpa penambahan aktivator (kontrol), diinokulasi dengan penambahan Bioaktimo dan Provibio. Semua perlakuan ditambahkan arang bambu, kemudian tumpukan bahan diinkubasi dan dilakukan pembalikkan sebanyak 4 kali. Selama proses berlangsung, dilakukan penyiraman setiap 2 atau 3 hari sekali. Kemudian dilakukan pemanenan kompos. Selama proses pengomposan, dilakukan pengamatan sifat fisik berupa perubahan suhu, warna, penyusutan volume kompos, dan kadar air. Penilaian kualitas kompos setelah panen didasarkan pada sifat-sifat kimia berupa EC, pH, nisbah C/N, kandungan hara, dan asam humat. Panen dilakukan pada 9 box kompos yaitu tanpa penambahan aktivator (kontrol) dengan bahan brangkasan jagung, limbah baglog jamur, dan campuran keduanya (mix) pada box 1-3 (KJ, KB, KM), perlakuan Bioaktimo pada box 4-6 (BJ, BB, BM), dan perlakuan Provibio pada box 7-9 (PJ, PB, PM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses pengomposan terjadi peningkatan suhu antara 27,3ºC-39,3ºC dan perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi hitam kecoklatan, dan penyusutan volume kompos sebesar 19,54%-43,82% dari volume awal. Berdasarkan nisbah C/N, kadar abu, dan kandungan bahan humat, kualitas kompos terbaik diperoleh dari perlakuan Bioaktimo dengan nisbah C/N: 23, kadar abu: 24,47%, dan kandungan senyawa humat: 7,56%. Kinerja aktivator Bioaktimo lebih baik daripada Provibio untuk mempercepat proses pengomposan pada bahan brangkasan jagung, limbah baglog jamur, maupun campuran bahan keduanya.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAgricultureen
dc.subject.ddcSoil scienceen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePenilaian Kualitas Kompos dari Bahan Brangkasan Jagung dan Limbah Baglog Jamur serta Peranan Aktivator Pemercepat Pengomposanen
dc.subject.keywordaktivatoren
dc.subject.keywordbahan organiken
dc.subject.keywordbrangkasan jagungen
dc.subject.keywordkomposen
dc.subject.keywordlimbah baglog jamuren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record