Show simple item record

dc.contributor.advisorWasis, Basuki
dc.contributor.advisorSantoso, Erdy
dc.contributor.authorSaefudin, Mohamad
dc.date.accessioned2015-02-25T03:56:17Z
dc.date.available2015-02-25T03:56:17Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74285
dc.description.abstractShorea stenoptera Burck. F. memiliki serasah yang lama terdekomposisi. Serasah terdekomposisi secara alami setelah 9 bulan. Serasah yang jatuh dilantai hutan merupakan salah satu siklus produksi hutan. Produksi hara dalam hutan tergantung pada kecepatan dekomposisi dikarenakan tanaman membutuhkan ketersediaan hara yang cukup seimbang. Upaya untuk memaksimalkan siklus hara dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai (dekomposisi) bahan organik salah satunya dengan aktifator EM4 (Efectivitas Microorganisme). Aktifator ini merupakan formula yang mengandung 13 jenis mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri dan fungi. Aktifator EM4 (Efectivitas Microorganisme) dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik dari 3 bulan menjadi 7-14 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dinamika bakteri N dan P dalam proses pengomposan serasah Shorea stenoptera Burck. F. dan mengamati pemberian inokulasi fungi Scleroderma columnare dan kompos terhadap pertumbuhan bibit Shorea stenoptera Burck. F. Perlakuan dekomposisi serasah dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Total satu perlakuan dengan pengulangan sebanyak 15 kali ulangan sampel di pertidish. Perlakuan aplikasi kompos dengan fungi dilakukan sebanyak 15 ulangan tanaman. Perlakuan dirancang menggunakan analisis RAL 2 Faktorial, yaitu faktor kompos dan fungi Scleroderma columnare. Faktor kompos terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa kompos, kompos utuh, dan kompos cacah, sedangkan faktor fungi Scleroderma columnare terdiri dari 2 taraf, yaitu pemberian Scleroderma columnare dan tanpa Scleroderma columnare. Total satu perlakuan sebanyak 30 kali ulangan. Bahan tanaman yang digunakan adalah benih Shorea stenoptera Burck. F. Serasah yang digunakan adalah serasah dibawah tegakan pohon Shorea stenoptera di kebun percobaan Dramaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan memberikan respon yang berbeda nyata. Perlakuan pengomposan menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap parameter penyusutan dan total koloni bakteri. Hilangnya bahan organik yang digunakan pada pengomposan sekitar 30%. Respon terbaik oleh tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot basah daun dan bobot kering batang didapatkan pada perlakuan A1B0 (kompos cacah:tanpa Scleroderma). Respon terbaik oleh bobot basah batang dan presentase koloni didapatkan dengan perlakuan A2B1 (kompos utuh:Scleroderma), sedangkan respon terbaik oleh total bobot akar didapatkan pada perlakuan A0B1 (tanpa kompos:Scleroderma).en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcForestryen
dc.subject.ddcSilvicultureen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePertumbuhan Bibit Shorea stenoptera Burck. F. terhadap Aplikasi Kompos Serasah Shorea sp. dan Fungi Scleroderma columnare pada Tanah Latosolen
dc.subject.keywordBenih Shorea stenopteraen
dc.subject.keywordSerasahen
dc.subject.keywordFungi Scleroderma columnareen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record