Show simple item record

dc.contributor.advisorAtmowidi, Tri
dc.contributor.advisorKiranadi, Bambang
dc.contributor.authorSetyawati, Ayu
dc.date.accessioned2015-02-24T03:17:12Z
dc.date.available2015-02-24T03:17:12Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74244
dc.description.abstractIndonesia adalah negara tropis yang memiliki keragaman tanaman yang tinggi. Sekitar 1.040 spesies tanaman obat telah ditemukan di Indonesia. Masyarakat Indonesia menggunakan tanaman obat dalam bentuk simplisia, yaitu herbal kering tanpa pengolahan. Akar tanaman kuning (Fibraurea tinctoria L., Menispermaceae) tersebar luas di Kalimantan. Tanaman ini termasukdalam tanaman obat langka di Indonesia. Tanaman ini telah digunakan untuk mengobati sakit kepala, diare, diabetes, dan disentri. Di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tanaman akar kuning digunakan untuk mengobati malaria dan sakit pinggang. Sementara itu, kelompok etnis Kenyah di Malinau, Kalimantan Timur menggunakan tanaman ini sebagai tonik untuk mengobati malaria, sakit perut, dan juga untuk meningkatkan stamina. Spesies tanaman ini juga dikenal sebagai antioksidan dan mengandung metabolit sekunder, yaitu berberin, alkaloid, terpenoid, palmitin, dan fibleucin. Berberin adalah isoquinon alkaloid yang memiliki aktivitas biokimia dan farmakologi yang luas, termasuk anti-diare dan anti-kanker. Berberine juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit metabolik, gangguan jantung, anti-inflamasi, dan anti-proliferasi. Efek racun dari obat sebagian besar terdeteksi dalam jaringan hati dan ginjal. Hati adalah organ pertama yang berpotensi menderita keracunan sebelum organ lain. Ginjal merupakan jalur utama ekskresi dan penyaringan darah. Oleh karena itu, ginjal dan hati adalah organ yang sebagian besar dipengaruhi oleh senyawa beracun. Dalam penelitian ini, dipelajari ekstrak batang tanaman akar kuning terhadap struktur histologi hati, ginjal dan pankreasanak mencit selama organogenesis. Empat dosis ekstrak, yaitu 0, 750, 1000, 1500, dan 2000 mg/kgbb/hari diberikan secara oral pada induk mencit pada hari ke 9 kebuntingan sampai induk melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak batang tanaman akar kuning tidak mempengaruhi pertumbuhan anak mencit sampai umur 5 minggu. Bobot lahir anak mencit saat lahir dan bobot badan umur 5 minggu (g) dari kelima perlakuantidak berbeda pada semua perlakuan (p=0,570). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak batang akar kuning selama masa kebuntingan pada induk secara oral kemungkinan tidak mempengaruhi plasenta, sehingga asupan nutrisi dari induk ke anak tidak terganggu. Pemberian ekstrak batang akar kuning dosis 1500 dan 2000 mg/kgbb/haripada hari ke 9 kebuntingan menyebabkan perubahan struktur histologihati dan ginjal anak mencit. Pada hati terjadi kerusakan hepatosit, yaitu terjadi nekrosis (pyknosis, karyorrhesis, dan karyolisis) dan degenerasi lemak. Dosis tersebut juga menyebabkan kerusakan pada strukrur ginjal, yaitunekrosis (pyknosis, karyorrhesis, dan karyolisis), degenerasi lemak, dan penebalan pada ruang kapsula Bowman.Kerusakan struktur histologi hati dan ginjal anak mencit diduga terjadi pada saat embriogenesis. Ekstrak akar kuning tidak berpengaruh pada struktur pankreas.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAnimal histologyen
dc.subject.ddcCell histologyen
dc.titleStruktur Histologi Hati, Ginjal dan Pankreas Mencit (Mus musculus) dengan Perlakuan Ekstrak Batang Akar Kuning (Fibraurea tinctoria L.) Selama Organogenesisen
dc.subject.keyworddegenerasi selen
dc.subject.keywordFibraurea tinctoriaen
dc.subject.keywordnekrosisen
dc.subject.keywordhatien
dc.subject.keywordginjalen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record