Show simple item record

dc.contributor.advisorSuparno, Ono
dc.contributor.authorFarisi, Muhammad Salman Al
dc.contributor.authorShiddiq, Syahrul
dc.contributor.authorDamayanti, Ratih
dc.contributor.authorRusyana, Prayuga Deka
dc.contributor.authorSari, Khoirunisa Prawita
dc.date.accessioned2015-02-20T06:15:48Z
dc.date.available2015-02-20T06:15:48Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74231
dc.description.abstractPenggunaan serat buatan sebagai bahan dan produk tekstil dalam negeri telah mendominasi (Nurhayat 2014). Penggunaan serat sintetis tersebut selain didorong permintaan pasar karena harga serat sintetis yang relatif murah dan kuat yakni karena produksi serat alam dalam negeri seperti kapas terus menurun. Menurut Kementan tahun 2011, produksi kapas dalam negeri hanya cukup memenuhi sekitar 2,5 % dari total kebutuhan kapas dalam negeri yang mencapai 500 ribu ton per tahun. Penggunaan serat sintetik tidak ramah lingkungan karena tidak terdegradasi di lingkungan. Selain itu serat buatan tidak nyaman dipakai karena tidak menyerap keringat, sehingga diperlukan serat alam yang dapat menggantikan fungsi serat buatan untuk penggunaannya sebagai bahan dan produk tekstil, untuk menyelesaikan isu lingkungan dan meningkatkan kenyamanan konsumen. Serat batang pisang abaka telah dikenal sebagai serat alam yang kuat dan sering digunakan untuk membuat pakaian tetapi belum dimanfaatkan secara komersil dalam industri garmen dan tekstil. Kajian atau penelitian ilmiah yang dapat mendukung penggunaan serat batang pisang abaka sebagai serat alam pengganti serat sintetik sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah serat batang pisang abaka dapat dijadikan pengganti serat sintetik dalam pembuatan kain Musave yakni kain yang ditenun dari campuran benang kapas dan benang abaka. Selain itu penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui komposisi antara benang kapas dan benang abaka yang tepat dalam membuat kain musave. Program penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan. Pengujian kain dilakukan di UPT Unit Industri Tekstil Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta yang meliputi uji kekuatan tarik, uji kekuatan sobek dan uji daya serap kain. Penelitian dilakukan dengan memberlakukan uji terhadap dua macam kain dengan komposisi yang berbeda, yakni kapas 30% - abaka 70% (Musave 1) dan abaka 30% - kapas 70% (Musave 2). Pengujian dilakukan dengan metode perbandingan data literatur SNI 0276 : 2009, SNI ISO 13937 – 1 : 2010, dan SNI 08 – 0404 – 1989. Hasil pengujian menyatakan bahwa secara komersial kain Musave 1 lebih luas penggunaannya menjadi produk (sebagai kain tenun untuk setelan dan kemeja) dibandingkan dengan kain Musave 2. Sehingga disimpulkan bahwa komposisi yang tepat untuk kain Musave adalah 70 % serat abaka dan 30 % serat kapas (Kain Musave 1).en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleSerat batang tanaman pisang abaca (Musa textilis) sebagai komposit dalam pembuatan kain musave (kain komposit ramah lingkungan) dalam menyubtitusi penggunaan serat sintetiken
dc.typeOtheren
dc.subject.keywordSerat batang pisang abakaen
dc.subject.keywordserat alamen
dc.subject.keywordkain musaveen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record