Show simple item record

dc.contributor.advisorYuhana, Munti
dc.contributor.authorSuryani, Iyen
dc.contributor.authorSuryani, Risma
dc.contributor.authorPasha, Hilda Kemala
dc.contributor.authorUmam, Khoirul
dc.date.accessioned2015-02-17T04:00:41Z
dc.date.available2015-02-17T04:00:41Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74151
dc.description.abstractCacing sutra merupakan salah satu pakan alami yang umumnya diberikan pada larva ikan. Cacing sutra yang masih ditangkap dari alam kemungkinan besar dapat membawa patogen. Patogen yang terdapat pada cacing sutra tidak jarang menimbulkan penyakit pada ikan, contohnya whirling disease. Adanya patogen yang terdapat pada cacing sutra dipengaruhi oleh habitat cacing sutra yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan antimikrobakterial yang alami, mengingat penggunaan antibiotik yang kurang ramah lingkungan, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan jinten hitam dan daun sirih. Alasan memanfaatkan jinten hitam dan daun sirih sebagai antimikrobakterial yaitu karena adanya kandungan minyak atsiri dan fixed oils. Kandungan tersebut yang dijadikan sebagai antifungal bagi patogen. Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini dilakukan untuk menentukan metode serta rasio dosis terbaik dari jinten hitam dan daun sirih sehingga dapat menyediakan cacing sutra bebas patogen. Terdapat 4 perlakuan dan 2 kali ulangan yang diujicobakan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu: perlakuan 1 (jinten hitam 100%), perlakuan 2 (jinten hitam 50% dan daun sirih 50%), perlakuan 3 (daun sirih 100%), dan perlakuan 4 (control). Masing-masing perlakuan tersebut diencerkan menjadi 4 jenis pengenceran yaitu: pengenceran 1 (75% air + 25% pelakuan), pengenceran 2 (50% air + 50% perlakuan), pengenceran 3 (25% air + 75% pelakuan), dan pengenceran 4 (100% perlakuan). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, diantaranya proses pembuatan ekstrak jinten hitam dan daun sirih, proses perendaman cacing sutra dengan rentang waktu berbeda (0 menit; 15 menit; 30 menit; 60 menit; dan 120 menit). Selanjutnya dilakukan uji kelimpahan bakteri patogen yang ada pada cacing sutra dengan metode cawan sebar dalam media agar padat TSA (Trypticase Soy Agar). Setelah itu dilakukan analisis penentuan dosis dan rasio terbaik dari jinten hitam dan daun sirih, dimana konsentrasi jinten hitam dan daun sirih dibuat 50 ppt. Tahap terakhir yaitu dilakukan uji coba pemberian cacing sutra hasil analisis terbaik pada larva ikan lele yang dibandingkan dengan pemberian cacing sutra tanpa perendaman sampai larva berumur 2 minggu. Hasil terbaik didapatkan pada perlakuan 3 (daun sirih 100%), dengan jenis pengenceran 3 (25% air + 75% pelakuan), dan dalam rentang waktu 60 menit. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah bakteri yang paling sedikit yaitu 3,2 × 107 CFU/g. Selanjutnya hasil SR (Survival Rate) dari larva yang diberi cacing perlakuan dan cacing kontrol pun menunjukkan perbedaan dimana nilai perlakuan lebih tinggi dibanding kontrol. Dengan seperti itu maka dapat dikatakan pemberian cacing sutra bebas patogen dapat meningkatkan produksi larva ikan yang diujicobakan yaitu larva ikan lele.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleCacing sutra bebas patogen dengan memanfaatkan jinten hitam dan daun sirihen
dc.typeOtheren
dc.subject.keywordcacing sutraen
dc.subject.keywordjinten hitamen
dc.subject.keyworddaun sirihen
dc.subject.keywordlarva ikan leleen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record