dc.description.abstract | Efisiensi pemanfaatan hasil hutan terutama yang berasal dari hutan rakyat masih tergolong rendah karena sekitar 50% berupa limbah penebangan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan, maka penerapan konsep “the whole tree utilization” dapat diterapkan dengan memanfaatkan seluruh bagian dari pohon (akar, batang, kulit, buah, daun, ranting, dan lain-lain) serta memanfaatkan semua komponen yang terdapat dalam kayu (selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif) (Syafii 2008 ). Salah satu cara yang dapat dikembangkan dalam rangka peningkatan efisiensi dan nilai tambah hasil hutan adalah pemanfaatan limbah tebangan berupa zat ekstraktif bagian daun dan kulit batang pohon sebagai obat. Jabon (Anthocephalus cadamba) sebagai salah satu jenis pohon yang saat ini dipilih dalam pembangunan hutan rakyat berpotensi mengandung senyawa aktif berkhasiat obat. Di India, ekstrak daun Jabon memiliki khasiat obat untuk mengobati penyakit kulit, pengurang rasa sakit, pembersih, dan penyembuhan luka (Mishra dan Siddique 2011, Chandrashekar dan Prasanna 2009). Penelitian terakhir menyebutkan bahwa daun dan kulit Jabon memiliki khasiat sebagai obat antimalaria (Acharrya et.al 2011; Mishra dan Siddique 2011; Chandrashekar dan Prasanna 2009). Penelusuran pustaka menunjukkan belum ada penelitian ilmiah mengenai khasiat obat dari Jabon yang tumbuh di Indonesia. Menurut Fengel dan Wegener (1995), perbedaan tempat tumbuh dapat mempengaruhi jenis dan komposisi zat ekstraktif. Untuk itu, penelitian potensi zat ekstraktif yang diekstrak dari limbah tebangan pohon Jabon, seperti bagian daun dan kulitnya sebagai obat antimalaria perlu dilakukan. | en |