Show simple item record

dc.contributor.advisorRiyanto, Bambang
dc.contributor.authorKartika, I Wayan Darya
dc.contributor.authorLatifah, Asti
dc.contributor.authorKresna, Bayu Ardy
dc.contributor.authorPramestia, Santiara Putri
dc.contributor.authorNuarisma, Fatmasari
dc.date.accessioned2015-02-10T04:21:54Z
dc.date.available2015-02-10T04:21:54Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73900
dc.description.abstractRata-rata anak tunarungu (tuli) hanya dapat menyerap informasi sebesar 87% dari keempat indra aktif. Ketulian yang disebabkan oleh kerusakan fisik pada gendang telinga (tymphanic membrane) dapat terjadi akibat perforasi membran timpani. Penggunaan cangkok patch (tambal) kertas memandu jaringan epitel bermigrasi ke perbatasan perforasi, namun dengan rasio penutupan kurang dari 50%; menunjukkan keterbatasan teknik ini. Biomaterial ideal untuk rekonstruksi timpani membutuhkan sifat biodegradibilitas, biokompatibilitas, bioresobsibilitas. Karakterisasi sifat-sifat biomaterial ideal tersebut pada chitosan menjadi menarik untuk dikaji demi terpenuhi dan terealisasikannya model prototype artifisial rekonstruksi membran telinga (tymphanic membrane) terperforasi dari chitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan prototype artifisial membran telinga (tymphanic membrane) terpeforasi dari komposit chitosan-gliserol-PVA sebagai penangkap gelombang suara untuk aplikasi rekonstruksi membran telinga terperforasi. Komposit chitosan 3%, gliserol 1% dan PVA 5% dapat digunakan pada pembuatan prototype dengan viskositas larutan dasar 17650,000±0,001 cPs; kenampakan seperti plastik bening-kuning-kecoklatan; tebalan 0,108±0,009 mm; kadar air 5,000±0,001%; kuat tarik 60,000±2,333 kPa; elongasi 19,6±0,4%. Struktur morfologi homogen menunjukkan interaksi yang baik antara chitosan, gliserol dan PVA; mampu menurunkan α (koefisien serap suara) secara berturut-turut 0,051; 0,044; 0,037; dan 0,034 di frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, dan 2000 Hz sekaligus menerima intensitas suara berturut-turut 10,00±0,56 dB, 10,00±0,94 dB, dan 11,00±1,78 dB pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz (ambang batas pendengaran); yakni setara intensitas yang diterima membran timpani saat normal hearing.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleModel prototype artifisial rekonstruksi membran telinga (tymphanic membrane) terperforasi dari chitosan khusus penderita tuna rungu anaken
dc.typeOtheren
dc.subject.keywordchitosanen
dc.subject.keywordgliserolen
dc.subject.keywordkoefisien serap suaraen
dc.subject.keywordpenangkap gelombang suaraen
dc.subject.keywordpolivinil alkoholen
dc.subject.keywordtransmission lossen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record