dc.description.abstract | Tanaman sagu merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi karbohidrat yang tinggi. Keanekaragaman jenis sagu Indonesia tertinggi di dunia. Pembudidayaan tanaman sagu masih terdapat beberapa kendala terutama dalam perbanyakan dan pindah tanam dari pembibitan ke lahan. Percobaan dilaksanakan di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau. Penelitian dilaksanakan mulai Februari 2011 hingga Desember 2013. Tujuan dari percobaan yaitu untuk mempelajari tentang pengaruh bobot anakan dan periode pembibitan terhadap pertumbuhan bibit di lahan. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot) dengan dua faktor yaitu faktor bobot anakan sebagai petak utama dan periode pembibitan sebagai anak petak dengan tiga ulangan. Perlakuan bobot anakan terdiri atas anakan sagu dengan bobot 2-4 kg dan 4-8 kg. Perlakuan periode pembibitan terdiri atas anakan sagu 2, 4, 8 dan 12 minggu di pembibitan. Total seluruh tanaman yang ditanam dan diamati sebanyak 216 tanaman. Peubah pengamatan morfologi yang diamati adalah jumlah tanaman yang hidup, jumlah pelepah daun, jumlah anak daun, lebar anak daun, panjang anak daun dan tinggi tanaman. Peubah fisiologi yang diamati yaitu analisis daun, analisis gula, pati, kehijauan daun dan kerapatan stomata. Rata-rata penambahan pelepah pada setiap bulan sebanyak satu pelepah pada setiap bibit. Persentase hidup tanaman pada percobaan berkisar 31.48-61.11%. Penggunaan anakan dengan bobot 2-4 kg dapat digunakan, tanpa harus menggunakan anakan yang lebih berat. Tanaman memiliki kandungan gula pada daun antara 21.12-26.14%, sedangkan kandungan pati 2.99-5.80%. Kerapatan stomata pada tanaman saat tanaman berumur 2 tahun setelah tanam didapatkan bahwa permukaan adaxial (atas) 50.88–101.76 mm-2, sedangkan kerapatan stomata pada abaxial (bawah) yaitu 251.4 - 369.2 mm-2. Perawatan bibit dibawah satu tahun sangat penting dilakukan, karena masa kritis tanaman sagu yaitu saat tanaman pindah tanam hingga berumur satu tahun. | en |