Bekatul krunch : keripik simulasi bergizi dari tepung bekatul dan modified cassava flour (mocaf)
View/ Open
Date
2013Author
Rujito
Yohanes
Nugroho, Estu
Dewi, Hayu Ning
Damayanthi, Evy
Metadata
Show full item recordAbstract
Ditinjau dari potensi sumberdaya wilayah, sumberdaya alam Indonesia memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam. Banyak sekali pangan lokal yang masih terabaikan, salah satunya adalah bekatul. Saat ini masih banyak yang tidak mengetahui khasiat dari bekatul sehingga hanya menjadikannya sebagai makanan ternak. Kandungan gizi beras putih yang utama hanya karbohidrat. Kandungan gizi lainnya lebih banyak terdapat dalam bekatul. Sejalan dengan kenaikan produksi beras, maka meningkat pula hasil sampingannya. Data BPS (2010) menyebutkan tersedia sebanyak 6,59 juta ton bekatul di Indonesia. Namun, pemanfaatannya untuk konsumsi manusia sebagai sumber pangan dan gizi masih terbatas. Sedangkan produksi singkong Indonesia berdasarkan data BPS 2011 mencapai 24,08 juta ton. Kegiatan PKMK ini adalah sebuah usaha keripik simulasi berbahan dasar bekatul dan Modified Cassava Flour (MOCAF) dengan brand “Bekatul Krunch. Produk dipasarkan dengan cara berpindah-pindah tempat (gentayangan), agar konsumen potensial merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, serta ketertarikan untuk mencari produk ini. Penjualan dilakukan oleh reseller atau agen. Informasi tempat penjualan akan diinformasikan melaui Web dan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter Keripik “Bekatul Krunch”. Dengan berkembangnya usaha ini diharapkan produk ini dapat masuk ke pasar yang lebih besar. Minat anak-anak hingga orang dewasa terhadap makanan ringan (snack) sangatlah besar. Produk makanan ringan semakin membanjiri pasar. Salah satu makanan ringan yang sangat populer adalah keripik. Oleh karena itu, “Bekatul Krunch” mencoba menciptakan suatu peluang usaha keripik sehat dengan memberdayakan potensi lokal melalui program PKMK dengan harga yang relatif murah.
Collections
- PKM - Kewirausahaan [439]