Show simple item record

dc.contributor.advisorJune, Tania
dc.contributor.advisorArdiansyah, Muhammad
dc.contributor.authorMariati, Heny
dc.date.accessioned2015-01-07T06:33:34Z
dc.date.available2015-01-07T06:33:34Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73100
dc.description.abstractKelapa sawit salah satu tanaman penghasil bahan baku minyak nabati yang memiliki produktivitas tinggi, dan tanaman tersebut terus dibudidayakan dan penanamannya masih diperluas. Kebutuhan lahan untuk pengembangan kelapa sawit menjadi penyebab berlangsungnya konversi lahan dari hutan menjadi perkebunan. Terjadinya konversi lahan tersebut menjadi pemicu konflik utama lingkungan karena penanaman kelapa sawit dianggap telah merusak ekosistem hutan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan CO2 di atmosfer. Disisi lain kelapa sawit termasuk salah satu ekosistem terresterial yang juga berperan pada siklus karbon global. Kelapa sawit berperan sebagai karbon sink yang secara langsung merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai penyerap CO2. Penelitian ini bertujuan menduga kemampuan kelapa sawit dalam menyerap CO2 dengan menggunakan pemodelan fisiologi dan remote sensing. Penelitian dilakukan pada Agroekosistem Kelapa Sawit PT Era Mitra Agro Lestari (EMAL) Jambi, Sumatera, Indonesia. Penelitian ini berfokus pada areal kelapa sawit umur 1, 5, 10, 14, dan 19 tahun dan memanfaatkan data citra Landsat 5 dan Landsat 8 path/row125/62. Pendugaan penyerapan CO2 oleh suatu ekosistem dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menduga nilai NPP (Net Primary Production). NPP konsisten dalam mengkuantifikasi aktifitas produksi dan pertumbuhan vegetasi terrestrial dan banyak digunakan dalam menduga penyerapan CO2. Hasil integrasi remote sensing dan pemodelan fisiologi pada berbagai umur menunjukan variasi nilai NPP bergantung pada nilai efisiensi cahaya matahari yang dipengaruhi variasi iklim (suhu). Kemudian variasi nilai NPP akan mempengaruhi nilai penyerapan CO2. Semakin tinggi nilai NPP maka penyerapan CO2 semakin meningkat. Kemampuan penyerapan CO2 kelapa sawit meningkat seiring peningkatan umur, namun peda usia produktif tidak terjadi peningkatan penyerapan secara signifikan, hampir stabil. Umur 1, 5, 10, 14, dan 19 tahun secara berturut memiliki kemampuan menyerap CO2 yaitu 20, 92, 80, 89, dan 98 ton ha-1 tahun-1.en
dc.language.isoid
dc.titleIntegrasi Remote Sensing Dan Pemodelan Fisisologi Untuk Pendugaan Npp (Net Primary Production) Pada Pertanaman Kelapa Sawit.en
dc.subject.keywordCO2en
dc.subject.keywordkelapa sawiten
dc.subject.keywordpenyerapanen
dc.subject.keywordfotosintesisen
dc.subject.keywordremote sensingen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record