Show simple item record

dc.contributor.advisorSunkar, Arzyana
dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.authorPurnamasari, Intan
dc.date.accessioned2015-01-05T03:35:31Z
dc.date.available2015-01-05T03:35:31Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72886
dc.description.abstractJalak bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) adalah satwa endemik yang saat ini habitat alaminya hanya terdapat di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Kegiatan pelestarian jalak bali dapat dilakukan di dalam maupun di luar habitat alaminya, salah satunya melalui kegiatan penangkaran. Keberhasilan penangkaran sering dilihat dari aspek ekologi spesies maupun teknik penangkaran, tanpa melibatkan aspek orang yang melakukannya dalam keberhasilan penangkaran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peubah sosial yang berhubungan dengan keberhasilan penangkaran, membuat model keberhasilan penangkaran serta menetukan tipologi penangkar jalak bali yang berhasil. Penelitian dilakukan di Desa Sumberklampok pada Februari sampai Maret 2014 dengan menggunakan metode observasi langsung dan wawancara kepada 14 penangkar secara sensus dan 16 non penangkar yang dipilih secara acak. Peubah yang diamati yaitu peubah keberhasilan penangkaran dan peubah karateristik responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 20. Keberhasilan penangkaran pada penelitian ini dilihat dari jumlah kelahiran dan kematian burung yang ditangkarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah sosial masyarakat berkorelasi dengan keberhasilan penangkaran. Peubah pengetahuan lokal keberadaan jalak bali di Desa Sumberklampok, modal yang dikeluarkan untuk memulai kegiatan penangkaran, lama menangkar dan pengetahuan mengenai jalak bali berkorelasi nyata dengan peubah kelahiran burung. Peubah frekuensi perawatan burung dan biaya operasional berkorelasi nyata dengan kematian burung. Peubah penentu keberhasilan penangkaran jalak bali yaitu pengetahuan jalak bali (X11) dan frekuensi perawatan burung (X7). Model penduga keberhasilan penangkaran jalak bali dibedakan menjadi dua yaitu (1) model kelahiran burung Y1 = -0.097+0.024 X11; dimana peubah pengetahuan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan peubah kelahiran burung, dan (2) Model kematian burung yaitu Y2 = 0.025+0,095 X7, dimana peubah frekuensi perawatan burung memiliki hubungan positif yang signifikan dengan peubah kematian burung. Tipologi penangkar jalak bali di Desa Sumberklampok yang berhasil berkaitan dengan aspek: (1)bpengetahuan penangkar terkait cerita keberadaan jalak bali di Desa Sumberklampok, ekologi jalak bali serta teknik penangkaran jalak bali; (2)bpengalaman penangkar dalam memelihara burung yang berkaitan dengan lama waktu menangkar; (3) finansial yang mencakup modal dan biaya operasional yang dikeluarkan oleh penangkar; dan (4) teknis penangkaran yang berkaitan dengan frekuensi perawatan burung.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcTropical Biodiversity Conservationen
dc.subject.ddcBirdsen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBalien
dc.titleModel Keberhasilan Penangkaran Jalak Bali (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) berdasarkan Peubah Sosial Masyarakaten
dc.subject.keywordDesa Sumberklampoken
dc.subject.keywordjalak balien
dc.subject.keywordpenangkaranen
dc.subject.keywordpeubah sosial masyarakaten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record