Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Waktu Pencapaian Kapasitas Infiltrasi di Berbagai Penggunaan Lahan.
View/ Open
Date
2014Author
Wibowo, Cokorda Agung
Wahjunie, Enni Dwi
Purwakusuma, Wahyu
Metadata
Show full item recordAbstract
Kapasitas infiltrasi suatu tanah sangat menentukan terjadinya aliran permukaan. Kapasitas infiltrasi tanah adalah kemampuan tanah dalam menampung air yang meresap kedalam tanah. Kemampuan peresapan air tersebut sangat berkaitan dengan karakter-karakter fisik tanah. Berbagai macam penggunaaan lahan dapat mempengaruhi karakter-karakter tanah yang berbeda, sehingga berpengaruh terhadap kapasitas infiltrasi tanah. Selain itu, kondisi kadar air awal pada tanah juga sangat mempengaruhi laju infiltrasi dan waktu pencapaian kapasitas infiltrasi tanah. Kapasitas infiltrasi akan cepat tercapai pada kadar air tanah yang tinggi. Pada saat kapasitas infiltrasi telah tercapai, laju infiltrasi menjadi konstan dan dapat mulai terjadi aliran permukaan, bila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh sifat-sifat fisik tanah pada berbagai penggunaan lahan terhadap kapasitas infiltrasi maupun waktu pencapaiannnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga penggunaan lahan memiliki sifat-sifat tanah yang berbeda. Sifat tanah paling baik ditunjukkan pada hutan sekunder diikuti dengan lahan bera dan kebun campuran. Sifat tanah yang baik tersebut ditunjukkan oleh nilai bobot isi yang rendah, distribusi pori yang baik, agregat tanah yang stabil, permeabilitas yang baik, dan kadar bahan organik yang tinggi. Pengaruh sifat fisik yang baik pada hutan sekunder berkorelasi terhadap laju infiltrasi. Laju infiltrasi minimum tertinggi hingga terendah secara berurutan ditunjukkan pada hutan sekunder (7.44 cm/jam), lahan bera (6.00 cm/jam), dan kebun campuran (4.56 cm/jam). Kondisi kadar air tanah yang relatif sama terhadap waktu pencapaian laju infiltrasi minimum pada lahan bera (47.56%), kebun campuran (47.72%), dan hutan sekunder (47.65%) menunjukkan perbedaan yang nyata. Perbedaan ini ditunjukkan pada lahan kebun campuran yang memiliki waktu pencapaian laju infiltrasi minimum paling cepat yaitu 75 menit, yang kemudian diikuti oleh hutan sekunder (100 menit) dan lahan bera (110 menit). Hal ini menunjukkan kondisi kelembaban tanah (kadar air tanah) sangat mempengaruhi waktu pencapaian kapasitas infiltrasi. Selain itu, perbedaan penggunaan lahan juga memberikan pengaruh terhadap laju infiltrasi minimum.