dc.description.abstract | Jatropha curcas Linn., merupakan salah satu tanaman berpotensi sebagai sumber biofuel bersifat non-edible. Dengan embriogenesis somatik dapat dihasilkan embrio dalam jumlah banyak. Melalui tahap pendewasaan dan perkecambahan, embrio dapat menjadi planlet. Penelitian ini terdiri dari 4 percobaan yakni optimasi proliferasi embrio somatik, perkecambahan embrio, pertumbuhan planlet, dan induksi akar serta aklimatisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sukrosa yang dikombinasikan dengan 2,4-D terhadap proliferasi embrio somatik, mengetahui pengaruh sukrosa yang dikombinasikan dengan Polyethylene-glycol (PEG) terhadap perkecambahan embrio somatik, mengetahui pengaruh Kinetin, 2-iP dan BAP pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan planlet J. curcas dan mengetahui pengaruh modifikasi media MS yang dikombinasikan dengan IAA dan IBA pada konsentrasi yang berbeda terhadap perakaran planlet J. curcas. Embrio somatik fase globular dengan bobot 0.025-0.030 g dan diameter 0.4-0.5 cm dikulturkan pada media MS yang dipadatkan dengan 3 g/l agar Gelzan. Pada tahap proliferasi, media MS ditambah dengan 20, 30, 40, dan 50 g/l sukrosa dikombinasikan dengan 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l 2,4-D. Pada tahap perkecambahan, media MS ditambah dengan 20, 30, 40, dan 50 g/l sukrosa dan dikombinasikan dengan 0.0, 2.5, 5.0, 10.0, dan 15.0% PEG. Pada tahap pertumbuhan planlet, embrio yang telah berkecambah dikultur pada media MS yang mengandung Kinetin, 2-iP atau dan BAP dengan konsentrasi 0.0, 0.5, 1.0 dan 2.0 mg/l dan pada tahap perakaran, planlet dikulturkan pada media ½ MS dan MS yang dikombinasikan dengan 0.0, 1.0 dan 2.0 mg/l IAA dan IBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media MS yang mengandung 30 g/l sukrosa yang dikombinasikan dengan 1 mg/l 2,4-D serta media MS dengan 50 g/l sukrosa tanpa 2,4-D menghasilkan diameter clump embrio dan jumlah embrio yang tinggi. Media MS yang mengandung 20 dan 30 g/l sukrosa yang dikombinasikan dengan 5% PEG menghasilkan nilai yang tinggi untuk beberapa peubah diantaranya jumlah embrio berkecambah/ clump, persentase kecambah normal, serta persentase clump berkecambah. PEG dengan konsentrasi 10 dan 15% yang dikombinasikan dengan berbagai konsentrasi sukrosa (20, 30, 40 dan 50 g/l) menghambat perkecambahan embrio. Media MS yang mengandung 1 mg/l BAP menghasilkan planlet dengan nilai jumlah daun dan jumlah buku yang tinggi, sedangkan media MS yang mengandung 2 mg/l 2-iP menghasilkan planlet dengan tinggi tanaman tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya serta nilai bobot basah tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan 1 mg/l BAP. Media ½ MS, dan MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh IAA maupun IBA menghasilkan jumlah akar tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Planlet yang telah berumur 10 minggu dan berakar dengan baik dapat diaklimatisasi di rumah kaca dengan daya hidup 30%. | en |