Show simple item record

dc.contributor.advisorMasy'ud, Burhanuddin
dc.contributor.advisorM. Bismark
dc.contributor.authorNovriyanti
dc.date.accessioned2014-12-18T01:55:34Z
dc.date.available2014-12-18T01:55:34Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71994
dc.description.abstractSelain diyakini menyimpan kearifan dalam memanfaatkan berbagai jenis satwaliar, perkembangan pemanfaatan trenggiling menjadi komoditas ekonomi tinggi temyata juga melibatkan Orang Rimba dan masyarakat Melayu. Dari hal ini muncul dugaan bahwa terjadi perubahan cara pandang atau po la pikir (paradigm) komunitas mengenai pengetahuan dan kearifan lokal pemanfaatan trenggiling yang dipengaruhi oleh peranan aktor lokal dalam kedua komunitas tersebut. Kajian etnozoologi belum menyentuh sisi perkembangan dan perubahan pada kearifan lokal etnis sehingga padanan zooculture dianggap tepat untuk menganalisis hal ini pada kedua komunitas. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menganalisis kearifan lokal (pola pemanfaatan dan nilai yang terkandung dalam pemanfaatan satwa) pada Orang Rimba Bukit Duabelas dan masyarakat Melayu di Desa Barn dan Desa Sungai Baung Sarolangun Jambi; dan menganalisis zooculture tentang trenggiling, meliputi pengetahuan dan kearifan lokal, perubahan cara pandang atau po la pikir (paradigm) komunitas, dan aktor lokal yang berpengaruh pada Orang Rimba dan masyarakat Melayu tersebut. Penelitian dilakukan sejak Agustus - Desember 2013 pada 1) Orang Rimba kelompok Makekal (Hulu, Tengah, dan Hilir), Air Hitam dan Terab dan 2) komunitas Melayu yang berada di Desa Barn dan Desa Sungai Baung kabupaten Sarolangun, Jambi. Pada Orang Rimba, data diambil melalui kegiatan wawancara terbuka sedangkan pada masyarakat Melayu dengan wawancara tertutup menggunakan pertanyaan semi terstruktur (lessstructured). lnforman pada kedua komunitas untuk obyek penelitian 1) po la dan nilai dalam pemanfaatan satwaliar ditelusuri dengan kombinasi purposive dan kuota sedangkan mengenai 2) kearifan dan perubahan cara pandang atau po la pikir (paradigm) komunitas ditelusuri secara purposive pada masingmasing stratifikasi informan. Stratifikasi informan ditentukan berdasarkan posisi individu di dalam komunitas. Data yang diperoleh kemudian ditriangulasikan dengan triangulasi data dan triangulasi peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis satwaliar yang dimanfaatkan Orang Rimba lebih banyak dan beragam dari pada masyarakat Melayu. Peruntukan satwa yang teridentifikasi berguna tersebut juga lebih bervariasi pada Orang Rimba dari pada masyarakat Melayu. Kedua komunitas memiliki nilai yang sama dalam aktivitas pemanfaatan satwaliar. Nilai-nilai tersebut berhubungan erat dengan kepercayaan mereka. Ada dua nilai yang teridentifikasi yakni nilai perlindungan dan nilai kesederhanaan (tidak konsumtif). Dalam pemanfaatan trenggiling, baik Orang Rimba maupun masyarakat Melayu tidak memanfaatkan trenggiling untuk kepentingan sosiokultural komunitasnya. Trenggiling disadari memiliki nilai yang tinggi secara ekonomi sehingga orientasi pemanfaatannya diutamakan untuk dijual. Berdasarkan fakta tersebut maka dapat dikatakan bahwa cara pandang atau pola pikir (paradigm) kedua komunitas baik masyarakat rimba maupun non rimba telah berubah dari 'tidak diketahui' menjadi 'bemilai ekonomi tinggi'. Kedua komunitas ini tidak memiliki aturan adat yang kuat dan mengikat sebagai kontrol pemanfaatan satwa secara umum dan trenggiling khususnya. Dengan demikian dalam konteks zooculture dapat dikatakan bahwa adat istiadat Orang Rimba dan masyarakat Melayu tidak mampu mempertahankan sikap dan perilaku kultural komunitasnya dalam pemanfaatan satwa. Tidak ditemukan aktor lokal dominan pada Orang Rimba amun Tumenggung dan jajarannya dapat menjadi perantara dalam p~rubahan cara pandang pemanfaatan trenggiling. Adapun pada masyarakat melayu, petani adalah aktor lokal yang dinilai sangat berperan dalam erubahan cara pandang itu berdasarkan beberapa faktor penyebab.en
dc.language.isoid
dc.titleZooculture Trenggiling pada Orang Rimba Bukit Duabelas dan Masyarakat Melayu Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambien
dc.subject.keywordaktor lokalen
dc.subject.keywordmasyarakat Melayuen
dc.subject.keywordOrang Rimbaen
dc.subject.keywordpemanfaatan satwaen
dc.subject.keywordtrenggilingen
dc.subject.keywordzoocultureen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record