Show simple item record

dc.contributor.advisorGandasasmita, Komarsa
dc.contributor.advisorAbdullah, Luki
dc.contributor.authorAzhar, Muhammad Nur
dc.date.accessioned2014-12-17T07:30:44Z
dc.date.available2014-12-17T07:30:44Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71916
dc.description.abstractSapi potong merupakan komoditas ternak penghasil daging yang menjadi salah satu kebutuhan pangan bergizi tinggi. Peningkatan kesadaran mengkonsumsi pangan bergizi mengakibatkan konsumsi komoditas daging sapi semakin meningkat. Meningkatnya konsumsi daging sapi juga dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan sehingga daging sapi ini menjadi komoditi strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Tingginya permintaan daging sapi nasional tidak dibarengi dengan kecukupan produksi dalam negeri. Periode empat tahun terakhir, sejak 2010 sampai 2013, laju pertumbuhan penyediaan daging dari produksi lokal lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi. Untuk menutupi kekurangan tersebut pemerintah melakukan impor baik berupa daging dan bakalan. Menjadi sesuatu yang ironis melihat kekayaan dan potensi sumberdaya yang sangat melimpah dalam mengembangkan komoditi sapi potong. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah mengembangkan berbagai alternatif strategi dan program dalam mendongkrak produksi daging sapi nasional. salah satu program utama Kementrian Pertanian dalam upaya meningkatkan produksi adalah Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) yang telah berlangsung lama mulai tahun 2000 hingga tahun 2010, namun belum memberikan hasil maksimal. Pada Tahun 2010 pemerintah menargetkan swasembada tahun 2014 dengan program yang sama yaitu Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK- 2014). Permasalahan lain sehingga produksi sapi potong masih rendah disebabkan pembangunan peternakan tidak terfokus pada lokasi yang mempunyai potensi dan tidak terintegrasi. Lokasi pengembangan terpencar-pencar dengan dalil pemerataan sehingga porsi atau skala usahanya kecil-kecil sehingga sulit untuk mendapatkan dukungan berbagai komponen baik itu infrastruktur, sumberdaya manusia, kelembagaan maupun komponen teknis lainnya, demikian pula halnya yang terjadi didaerah. Oleh sebab itu diperlukan upaya strategis yang dinilai relatif tepat untuk meningkatkan daya saing dan produksi daging sapi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi pola pengembangan sapi potong yang efektif dan efesien dalam meningkatkan produksi sapi potong di Kabupaten Gorontalo. 2) Mengidentifikasi lahan-lahan yang sesuai dan menganalisis daya dukung hijauan makanan ternak untuk pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. 3) Menganalisis faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sapi potong baik internal maupun eksternal dan merumuskan strategi yang perlu diterapkan dalam rangka meningkatkan produksi sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kuesioner, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis sistem informasi geografi (SIG), analisis daya dukung lahan dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pola pengembangan sapi potong yang efektif yang efesien adalah melalui pengembangan kawasan dimana untuk Kabupaten Gorontalo lebih cenderung menggunakan tipologi pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan tanaman pangan. 2) Identifikasi lahan berdasarkan kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong secara keseluruhan dari luas wilayah Kabupaten Gorontalo sesuai untuk pengembangan sapi potong. Lahan yang berpotensi untuk pengembangan kawasan sapi potong mencapai 139 010 Ha (60,7% dari keseluruhan luas penutupan dan penggunaan lahan Kabupaten Gorontalo). Kesesuaian lahan tanaman rumput gajah untuk pengembangan hijauan makanan ternak mencapai 151 805 Ha. Kesesuian lahan tanaman pangan sebagai hijauan makanan ternak pendukung yaitu padi 74 415 ha, jagung 142 125 ha, ubi kayu 146 747 ha dan kacang tanah 122 521 ha.3) Strategi pengembangan kawasan sapi potong adalah sosialisasi pengembangan kawasan sapi potong, penguatan perencanaan pengembangan kawasan, penguatan SDM aparat dan peternak, penguatan kelembagaan peternak, penguatan koordinasi antar instansi, penguatan sarana dan prasarana produksi, percepatan adopsi teknologi produksi, penguatan kelembagaan pemasaran dan sosialisasi pengembangan kawasan sapi potong. Strategi-strategi tersebut diimplementasikan dalam bentuk program yang mendukung program kerja pemerintah yaitu program peningkatan produksi sapi potong melalui pengembangan kawasan, program peningkatan kapasitas sumberdaya aparat dan peternak, program peningkatan kapasitas kelompok ternak, program peningkatan sarana dan prasarana kawasan pengembangan sapi potong, program pengembangan lahan hijauan makanan ternak, program peningkatan dan penerapan teknologi peternakan kawasan pengembangan sapi potong, program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan.en
dc.language.isoid
dc.titlePengembangan Sapi Potong Berbasis Sumberdaya Lahan di Kabupaten Gorontaloen
dc.subject.keywordsapi potongen
dc.subject.keywordpengembangan kawasanen
dc.subject.keywordkesesuaian lahanen
dc.subject.keywordstrategi pengembangan sapi potongen
dc.subject.keywordKabupaten Gorontaaloen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record