Show simple item record

dc.contributor.advisorKusrini, Mirza Dikari
dc.contributor.advisorMardiastuti, Ani
dc.contributor.authorPrastiwi, Dhian Eko
dc.date.accessioned2014-12-17T03:53:33Z
dc.date.available2014-12-17T03:53:33Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71826
dc.description.abstractSuku labi-labi (Trionychidae) merupakan bagian dari kelompok kura-kura yang mempunyai penyebaran paling luas di dunia dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Salah satu jenis suku tersebut adalah bulus atau common softshell turtle (Amyda cartilaginea) dapat dijumpai di Indonesia, dan sejumlah pasar di Indonesia diketahui menjual A. cartilaginea untuk dikonsumsi, seperti di Jakarta, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik perdagangan A. cartilaginea untuk konsumsi domestik di Provinsi DKI Jakarta serta mengidentifikasi karakteristik morfometrinya. Data yang dibutuhkan diperoleh melalui wawancara terhadap para pedagang A. cartilaginea di pasar, survey terhadap rumah makan yang menjual hasil olahan serta pengamatan dan pengukuran terhadap sejumlah A. cartilaginea yang dipotong di pasar. Sejumlah 8 818.1 kg labi-labi diperdagangkan selama tiga bulan, terdiri atas 7 171.6 kg jenis A. cartilaginea dan 1 646.5 kg jenis Trionyx siamensis. A. cartilaginea terbanyak berasal dari Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung serta beberapa wilayah di Jawa Barat dan Banten. Apabila rata-rata berat A. cartilaginea diasumsikan relatif sama yaitu 4.26 kg serta angka penjualan relatif konstan setiap bulan, maka perdagangan selama tiga bulan mencapai 1 684 individu atau 6 736 individu per tahun, jumlah yang jauh lebih tinggi daripada kuota yang ditetapkan untuk pemanfaatan dalam negeri. Jumlah rumah makan yang menjual hasil olahan A. cartilaginea sebanyak 34 rumah makan dan tiga pedagang kaki lima yang lokasinya tersebar di hampir seluruh wilayah Jakarta, kecuali Jakarta Timur. Konsumen kebanyakan adalah etnis Cina baik konsumen yang dijumpai di pasar maupun di rumah makan. Harga masakan hasil olahannya bervariasi, berkisar Rp 26 000– 200 000 per porsi. Hasil pengukuran terhadap sejumlah sampel menunjukkan bahwa A. cartilaginea yang diperdagangkan 95% merupakan individu dewasa serta jumlah betina (54%) lebih banyak dibandingkan jantan. Terdapat kecenderungan adanya dimorfisme seksual dimana jantan lebih besar dibanding betina, dilihat dari ukuran berat, panjang dan lebar lengkung karapas. Ukuran berat betina terkecil yang telah dewasa kelamin adalah 1.2 kg dengan folikel dan telur seberat 182 gr, sedangkan ukuran berat jantan terkecil yang telah dewasa kelamin adalah 1.7 kg dengan testis berwarna kuning kemerahan seberat 13.74 gr. Hasil tersebut berbeda dengan acuan kementerian kehutanan yang berdasarkan rekomendasi LIPI menentukan kisaran labi-labi yang bisa dipanen berukuran kurang dari 5 kg dan lebih dari 15 kg dengan asumsi bahwa labi-labi yang tidak boleh dipanen merupaan labi-labi produktif.c Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi kajian untuk menentukan apakah kebijakan mengenai kisaran berat A. cartilaginea yang tidak diperbolehkan panen perlu diperlebar ataukah sebaliknya.en
dc.language.isoid
dc.titlePerdagangan Labi-labi untuk Konsumsi di Provinsi DKI Jakartaen
dc.subject.keywordA. cartilagineaen
dc.subject.keywordperdaganganen
dc.subject.keywordkuotaen
dc.subject.keywordmorfometrien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record