Show simple item record

dc.contributor.advisorSudrajat, Agus Oman
dc.contributor.advisorUtomo, Nur Bambang Priyo
dc.contributor.advisorHarris, Enang
dc.contributor.authorNainggolan, Armen
dc.date.accessioned2014-12-16T07:27:56Z
dc.date.available2014-12-16T07:27:56Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71676
dc.description.abstractSalah satu faktor pembatas utama dalam pengembangan budidaya ikan lele untuk skala massal adalah frekuensi induk memijah yang rendah, kualitas dan kuantitas induk yang matang gonad terbatas sehingga telur dan larva yang dihasilkan tidak stabil hal ini berakibat lambat pada produksi massal benih tidak kontiniu serta mutu serta jumlah benih yang dihasilkan relatif rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui perbaikan nutrisi pakan induk yang dikombinasikan dengan penggunaan hormonal. Perbaikan nutrisi pakan induk dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi induk yang akhirnya akan meningkatkan kualitas telur dan larva, sedangkan pemanfaatan hormon adalah untuk merangsang percepatan proses reproduksi serta menginduksi ovulasi dan pemijahan sehingga tidak bergantung pada musim. Bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina platensis. Mikroalga ini merupakan sumber bahan aditif yang berkualitas untuk pemenuhan performa dan kualitas reproduksi induk lele karena memiliki nilai dan kandungan nutrisi yang cukup tinggi yakni mengandung protein 60-70%, vitamin (B1, B2, tocopherols), asam amino esensial, mineral, dan asam lemak esensial (seperti g-linolenic acid). Hormon yang digunakan dalam penelitian ini adalah Oodev. Premiks hormon ini mengandung folicle stimulating hormon + anti dopamine (FSH+AD) yang berperan dalam pematangan gonad awal atau vitelogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempercepat maturasi serta meningkatkan kuantitas dan kualitas telur maupun larva ikan melalui kombinasi pemberian suplemen Spirulina platensis pada pakan dan penyuntikan Oodev di musim pemijahan dan di luar musim pemijahan, (2) mengkaji peran dan mekanisme dari Spirulina platensis dengan Oodev dalam peningkatan kualitas gonad dan larva serta (3) menentukan dosis kombinasi suplemen Spirulina platensis dengan Oodev yang tepat dan efisien pada keragaan reproduksi induk ikan lele serta keterkaitannya dengan kualitas telur dan larva. Adapun dosis dari masing-masing perlakuan di dua musim ini adalah sama yakni terdiri dari A1: S. platensis 0 % dengan Oodev 0 IU; Pakan A2: S. platensis 0 % dengan Oodev 15 IU; Pakan B1: S. platensis 1 % dengan Oodev 0 IU; Pakan B2: S. platensis 1 % dengan Oodev 15 IU; Pakan C1: S. platensis 2 % dengan Oodev 0 IU; Pakan C2: S. platensis 2 % dengan Oodev 15 IU; Pakan D1: S. platensis 3 % dengan Oodev 0 IU; Pakan D2: S. platensis 3 % dengan Oodev 15 IU. Jumlah ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini juga sama yakni sebanyak 80 ekor induk betina di musim pemijahan dan 80 ekor induk betina di luar musim pemijahan. Setiap perlakuan menggunakan 10 ekor induk. Parameter yang diamati pada kedua musim adalah konsentrasi estradiol-17β, vitelogenin, gonad somatik indeks (GSI), hepato somatik indeks (HSI), fekunditas, diameter telur, derajat pembuahan, viabilitas larva dan kandungan asam lemak telur dan larva. Hasil penelitian di musim pemijahan menunjukkan bahwa konsentrasi estradiol-17β hari ke-10 setelah penyuntikan Oodev yang dikombinasikan dengan suplementasi S. platensis memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penyuntikan Oodev. Hal ini mengindikasikan proses perkembangan kematangan gonad lebih cepat dan selanjutnya menurun hingga hari ke-30. Penurunan ini menggambarkan kematangan gonad lebih cepat 10 hari setelah penyuntikan Oodev. Selanjutnya perlakuan penyuntikan Oodev dapat menginduksi percepatan proses vitelogenin dibandingkan tanpa hormon. Pada hari ke-30, konsentrasi vitelogenin dalam darah semakin berkurang karena sudah mereduksi kematangan akhir dan terakumulasi ke dalam gonad. Pada hari ke-10, konsentrasi vitelogenin pada perlakuan kombinasi Oodev dengan S. platensis lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Puncak peningkatan HSI terjadi pada hari ke-10. Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan GSI, diperoleh kecenderungan peningkatan dari hari ke-10 sampai hari ke-30. Sedangkan HSI sebaliknya yakni memiliki kecenderungan menurun dari hari ke-20 sampai hari ke-30. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa perbedaan dosis S. platensis yang dikombinasikan dengan Oodev mempengaruhi (P<0.05) diameter telur ikan. Fekunditas, derajat pembuahan, derajat tetas, larva abnormal dan sintasan larva dipengaruhi nyata (P<0.05) oleh faktor suplementasi S. platensis. Faktor penyuntikan Oodev tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) serta tidak terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut. Dengan demikian, perlakuan suplementasi S. platensis 3% memberikan nilai tertinggi. Hasil penelitian di luar musim pemijahan menunjukkan bahwa konsentrasi estradiol-17β hari ke-10 dan ke-20 setelah penyuntikan Oodev yang dikombinasikan dengan suplementasi S. platensis menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penyuntikan Oodev. Hal ini mengindikasikan proses perkembangan kematangan gonad lebih cepat dan selanjutnya menurun hingga hari ke-40. Penurunan ini menggambarkan proses kematangan gonad yang lebih cepat 10 hari setelah penyuntikan Oodev. Puncak peningkatan HSI terjadi pada hari ke-20. Hasil pengamatan perkembangan GSI diperoleh kecenderungan peningkatan dari hari ke-10 sampai hari ke-40. Perkembangan HSI sebaliknya yakni memiliki kecenderungan menurun dari hari ke-30 sampai hari ke-40. Hasil uji statistik terhadap diameter telur memperlihatkan bahwa perbedaan dosis S. platensis yang dikombinasikan dengan Oodev mempengaruhi (P<0.05) diameter telur ikan. Fekunditas, derajat pembuahan, derajat tetas, larva abnormal dan sintasan larva dipengaruhi nyata (P<0.05) oleh faktor suplementasi S. platensis. Faktor penyuntikan Oodev tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) serta tidak terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut dengan demikian perlakuan suplementasi S. platensis 3% memberikan nilai tertinggi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penyuntikan Oodev yang mengandung FSH+AD yang dikombinasikan dengan Spirulina platensis 3 % dalam pakan mampu mempercepat pembentukan oosit, menginduksi dan mempercepat kematangan gonad yang selanjutnya meningkatkan mutu reproduksi induk ikan lele di musim pemijahan dan di luar musim pemijahan.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePeningkatan Mutu Reproduksi Induk Betina Lele (Clarias sp.) Melalui Pemberian Kombinasi Pakan Bersuplemen Spirulina platensis dan Oodev.en
dc.subject.keywordInduk lele (Clarias sp.)en
dc.subject.keywordSpirulina platensisen
dc.subject.keywordOodeven
dc.subject.keywordMaturasien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record