Show simple item record

dc.contributor.advisorHendrayanto
dc.contributor.authorKriswiyanto, Agung
dc.date.accessioned2014-12-16T04:30:24Z
dc.date.available2014-12-16T04:30:24Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71546
dc.description.abstractPenguasa lahan yang berbeda memicu terjadinya perubahan penggunaan lahan yang pada akhirnya akan berdampak terhadap erosi dan muatan sedimen di aliran sungai. Model-model hidrologi dapat membantu dalam menganalisis dampak yang terjadi, salah satunya adalah model SWAT(Soil and Water Assessment Tool). Model SWAT dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap muatan sedimen di aliran sungai. Penelitian ini dilaksanakan di sub DAS Cisadane Hulu, dengan tujuan menganalisiskecenderungan penggunaan lahan oleh penguasa lahan berbeda dan dampaknyaterhadap muatan sedimen aliran sungai Cisadane hulu.Penguasaan lahan di sub DAS Cisadane Hulu terdiri dari penguasaan oleh negara, masyarakat secara individu dan perusahaan swasta.Perkiraan dampak penguasaan lahan terhadap penggunaan lahan dan terhadap debit serta muatan sedimen menggunakan 3 skenario penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang diubah adalah lahan ladang milik perusahaan swastaseluas 325.6 Ha.Skenario-1 adalah penguasaan dan penggunaan lahan saat ini, dimana ladang milik perusahaan tersebut digarap oleh masyarakat dengan tanaman semusim. Skenario- 2 adalah Perusahaan swasta yang menguasai ladang memperbolehkan petani penggarap menggunakan pola agroforestri (kebun campuran), dan skenario-3 perusahaan swasta melaksanakan rencananya membangun kawasan wisata. Hasil simulasi menggunakan model SWAT, muatan sedimen aliran sungai yang dihasilkan dari penggunaan lahan saat ini (skenario-1), perubahan tanaman semusim menjadi agroforestri(skenario-2) dan perubahan ladang menjadi kawasan wisata (skenario-3) selama 2 tahun (2012-2013) masing-masing setara dengan 656.8 ton/ha, 330.2 ton/ha dan 92.9 ton/ha. Penggunaan lahan ladang menjadi kawasan wisata yang diasumsikan setara dengan pemukiman perkotaan (skenario- 3) merupakan penggunaan lahan yang paling efektif dalam mengurangi muatan sedimen di sungai yang berarti juga mengurangi jumlah erosi permukaan yang terjadi, walaupun perlu diwaspadai dengan adanya peningkatan aliran permukaan dan penurunan aliran dasar yang potensial menyebabkan banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Perubahan penggunaan lahan dari ladang dengan tanaman semusim menjadi kebun campuran (skenario-2), walaupun dari segi muatan sedimen, erosi lebih tinggi dibandingkan dengan erosi di lahan dengan penggunaan lahan sebagai kawasan wisata (skenario-3), namun mampu mengurangi aliran permukaan dan mengurangi erosi sekitar 50% dari penggunaan lahan sekarang (skenario-1) dan meningkatkan aliran dasar sungai.en
dc.description.abstractDifferent land tenure trigger land use changes that will ultimately have an impact on erosion and sediment load in the stream. Hydrologic models can assist in analyzing the impact occurred, one of that is SWAT model (Soil and Water Assessment Tool). SWAT model used in this study to analyze the impact of land use change on sediment load in streams. The research was conducted in the upper sub watershed Cisadane, with aims to analyzing the trend of land use by different land tenure and their impact on sediment load of the river flow upstream Cisadane. Land tenure in upper sub-watershed Cisadane consists of state owned, community as well as individuals and private companies. Impact of land tenure to land use and river discharge is used 3 scenarios of landuse. where the land is assumed to change is a field that owned by private company with 325.6 Ha area. Scenario-1 is the current land tenure and land use, where the fields that owned by private company has been managed by the community with annual crops. Scenario-2 is private company that own the fields is allow tenant farmers use agroforestry patterns (mixed farms). Scenario-3 is private company carry out plan to build a tourism area. The results of simulation using SWAT model, sediment load in river stream resulting from current land use (scenario-1), land use change from annual crops into mixed farms (scenario-2) and land use changes from field land use to tourism area (scenario-3) for 2 years (2012-2013), is 656.8 tons/ha, 330.2 tons/ha and 92.9 tons/ha respectively. Land use changes from field land use to tourism area that is assumed to equivalent with urban settlements (scenario-3) is most effective land use in reducing sediment load in the river which also reduces the amount of surface erosion occurs, though need to be aware with the runoff increasing and baseflow decreasing that could potentially cause flooding in rainy season and drought in the dry season. Land use change from annual crops into mixed farms (scenario-2) resulting higher erosion than erosion by land use change from annual crops into tourism area (scenario-3) in terms of sediment load,but it shows that it was able to reduce runoff and erosion for around 50% from recent land use(scenario-1) and increase the river base flow.en
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleKarakteristik penguasaan lahan, penggunaan lahan dan muatan sedimen di das cisadane huluen
dc.title.alternativeCharacteristic of land tenure, land use and sediment load in upper watershed of cisadaneen
dc.typeUndergraduate Thesisen
dc.subject.keywordPenguasaan dan penggunaan lahanen
dc.subject.keywordmuatan sedimenen
dc.subject.keywordmodel SWATen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record