Pengaruh Utang Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
View/ Open
Date
2014Author
Islam, Muhammad
Budiman, Dedi
Juanda, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Percepatan pembangunan ekonomi perlu diimplementasikan oleh negara-negara dunia ketiga untuk mengejar ketertinggalan ekonomi. Untuk membiayai pembangunan ekonomi tersebut, pemerintah membutuhkan anggaran belanja dengan jumlah yang cukup besar sehingga membuat anggaran belanja pemerintah lebih besar dari anggaran penerimannya atau defisit anggaran. Defisit anggaran yang terjadi perlu dicarikan alternatif solusi untuk membiayainya antara lain pemerintah dapat melakukannya melalui utang, menjual asset/privatisasi, maupun dengan cara mencetak uang. Dari beberapa alternatif pembiayaan tersebut, hal yang paling lazim dilakukan pemerintah suatu negara yakni dengan melakukan utang baik utang dalam negeri ataupun luar negeri serta yang dilakukan melalui pinjaman langsung maupun melalui penerbitan surat berharga negara (SBN). Utang yang dilakukan pemerintah dalam membiayai belanja pemerintah secara teori dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baik dari sisi permintaan [Y=C+I+G+NX] maupun dari sisi Penawaran [Y= F(K,L)], namun utang pemerintah juga dapat menimbulkan beban utang dan bunga utang yang akan membebani anggaran pemerintah dan pada akhirnya justru menghambat pertumbuhan. Sementara jika dilihat postur pengeluaran pemerintah belanja pusat, sebagian besar digunakan untuk membiayai subsidi dan belanja pegawai sehingga perlu dilakukan pengujian apakah utang pemerintah baik pinjaman maupun SBN selama ini dapat mendorong pertumbuhan atau justru menghambat pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bebarapa permasalahan yakni : (1)Bagaimana pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, (2)Bagaimana dampak guncangan pada utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, (3)Bagaimana korelasi silang (cross correlation) utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtun waktu kuartalan (triwulanan), mulai kuartal II tahun 1999 sampai kuartal II tahun 2014. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, serta Fx Sauders. Metode yang digunakan untuk analisis pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi yakni dengan metode vector auto regression (VAR) maupun vector error correction model (VECM) serta metode cross correlation Pearson. Hasil estimasi VECM menunjukan bahwa secara umum utang pemerintah memiliki pengaruh positif dan signifikan (pada taraf nyata 5 persen) terhadap pertumbuhan PDB dengan koefisien 0.582 yang berarti kenaikan utang pemerintah sebesar 1 persen angka mendorong pertumbuhan sebesar 0,582 persen. Komponen utang pemerintah berupa pinjaman memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dengan elastisitas sebesar -0.273 dan signifikan pada taraf nyata 10 persen sedangkan komponen utang dalam bentuk SBN memiliki pengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen dengan nilai koefisien sebesar 0.454 persen. Analisis korelasi silang menunjukan bahwa antara utang pemerintah merupakan indikator pengikut dari PDB sehingga pergerakan PDB terjadi lebih dahulu terhadap variabel utang pemerintah dan berhubungan procyclical. Berdasarkan analisis VECM dan cross correlation menyimpulkan bahwa komponen utang dalam bentuk surat berharga negara (SBN) lebih efektif dibandingkan dengan pinjaman pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]