dc.description.abstract | Lebih dari beberapa dekade, pariwisata tumbuh secara kontinyu dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling cepat pertumbuhannya di dunia. Pariwisata di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. PT Perkebunan Nusantara VIII (PT PN VIII) berupaya mengembangkan potensi agrowisata yang ada di setiap unit kebun. Kebun Bukit Unggul adalah salah satu kebun milik PT PN VIII. Kebun Bukit Unggul mengembangkan Wisata Kebun Kina Bukit Unggul pada tahun 2009. Sebagai tujuan wisata objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul memiliki manfaat intangible dan memiliki sifat barang publik yaitu non-rivalry, nonexcludability, dan congestible. Ciri pokok dari barang publik ditentukan oleh tidak adanya mekanisme pasar dan harga. Ketidakmampuan pasar dalam menilai wisata alam secara kuantitatif menyebabkan barang lingkungan sering tidak dihargai atau sering dinilai dengan nilai yang lebih rendah dari seharusnya (undervalue). Hal ini membuat alokasi pemanfaatan sumberdaya alam dalam bentuk wisata alam belum optimal. Sehingga penilaian ekonomi barang publik yang sering dinyatakan sebagai barang bebas (free goods) ini membutuhkan suatu pendekatan tertentu. Pendekatan terhadap harga ini kemudian digunakan untuk mengestimasi besarnya permintaan, manfaat (benefit) atau surplus konsumen. Salah satu teknik untuk menilai barang-barang non-pasar ini adalah model biaya perjalanan (travel cost method) Selama ini belum pernah dilakukan penilaian ekonomi terhadap Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul, sehingga belum diketahui nilai ekonomi dari objek wisata ini. Selain itu pergantian pimpinan di unit kebun ini juga menyebabkan perubahan strategi dan manajemen terhadap wisata kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik wisatawan dan penilaian wisatawan terhadap keberadaan Wisata Kebun Kina Bukit Unggul, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (frekuensi kunjungan) dan mengestimasi nilai ekonomi Wisata Kebun Kina Bukit Unggul, dan (3) memformulasi strategi pengembangan wisata di Wisata Kebun Kina Bukit Unggul. Untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap Wisata Kebun Kina Bukit Unggul digunakan analisis deskriptif. Untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata digunakan teknik Travel Cost Method (TCM), sedangkan untuk memformulasikan strategi pengembangan wisata digunakan teknik Analitical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka diketahui bahwa wisatawan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul didominasi oleh kelompok usia muda (15-24 tahun), dengan tingkat pendidikan SMA/SMK tidak memiliki tanggungan dan datang ke objek wisata bersama teman dengan tujuan untuk berekreasi. Wisatawan sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan perbulan Rp 1.500.001-Rp 3.000.000, dan mengetahui objek wisata antara 1-2 tahun yang lalu dengan frekuensi kunjungan dalam satu tahun 1-2 kali. Jarak yang ditempuh wisatawan untuk menuju lokasi 15-30 km dengan waktu tempuh 1-2 jam. Sebagian besar pengunjung berasal dari Kota Bandung. Penilaian wisatawan terhadap objek wisata ini, akses menuju lokasi kurang mudah, kondisi fisik objek wisata cukup baik, pemandangan alamnya indah, objek wisatanya cukup bersih, cukup aman dan petugasnya cukup ramah. Namun fasilitas yang ada kurang lengkap. Hasil analisis permintaan wisata menunjukkan permintaan (frekuensi kunjungan) ke Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul dipengaruhi positif oleh faktor pendapatan wisatawan per bulan dan lama mengetahui lokasi objek wisata, serta dipengaruhi negatif oleh jarak yang ditempuh wisatawan. Faktor biaya perjalanan tidak responsif terhadap biaya perjalanan. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul, biaya perjalanan bukanlah faktor yang utama, karena biaya perjalanan ke objek wisata ini cukup murah terutama bagi warga daerah Bandung Raya yang merupakan pengunjung utama objek wisata ini. Surplus konsumen yang mengggambarkan manfaat bersih yang diperoleh wisatawan dari kegiatan rekreasi di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul per kunjungan pada model permintaan wisata ini sebesar 333.400. Surplus konsumen tiap tahun yang menggambarkan nilai ekonomi dari Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul adalah sebesar Rp 2.216.109.800 setiap tahunnya. Strategi yang paling tepat (prioritas pertama) untuk mengembangkan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul adalah meningkatkan promosi wisata. Strategi lainnya yang dapat menjadi back-up berturut-turut berdasarkan prioritas adalah memperbaiki sarana dan prasarana wisata, meningkatkan kualitas wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan dan mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata. Formulasi tersebut dapat diterima karena memiliki inconsistency rasio < 0,10, yaitu 0. | en |