Show simple item record

dc.contributor.advisorKusnadi, Nunung
dc.contributor.advisorRachmina, Dwi
dc.contributor.authorSusanti
dc.date.accessioned2014-12-10T02:31:06Z
dc.date.available2014-12-10T02:31:06Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71174
dc.description.abstractCabai merupakan salah satu komoditas strategis sub sektor hortikultura dikarenakan perannya yang penting baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi produksi. Konsumsi cabai nasional menunjukkan pola yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata konsumsi cabai nasional selama periode tahun 2008-2012 mencapai 3.12 kg/kapita/tahun dengan laju konsumsi menunjukkan peningkatan sebesar 0.28 persen selama periode tersebut. Angka ini lebih tinggi dibandingkan sayuran lainnya seperti wortel yang mengalami penurunan konsumsi sebesar 4.45 persen dan kubis/kol yang mengalami penurunan konsumsi sebesar 5.67 persen pada periode yang sama. Sementara dari sisi produksi, total produksi cabai hingga akhir tahun 2012 mencapai 1.656 juta ton dengan laju peningkatan produksi dari tahun 2009-2012 relatif tinggi sebesar 9.82 persen. Jika dibandingkan dengan sayuran lain, angka ini lebih tinggi dari laju peningkatan produksi komoditas bawang merah sebesar 3.71 persen, kubis/kol sebesar 2.34 persen, dan wortel sebesar 7.29 persen pada periode yang sama. Akan tetapi, rata-rata produktivitas cabai nasional tergolong rendah hanya 6.13 ton/ha selama periode tahun 2009-2012. Padahal produktivitas potensial komoditas cabai mencapai 20 ton/ha untuk cabai besar dan 14 ton/ha untuk cabai rawit. Kondisi ini menunjukkan masih terdapat peluang untuk meningkatkan produktivitas cabai nasional. Beberapa hasil penelitian menemukan faktor penyebab rendahnya produktivitas yaitu terjadinya inefisiensi teknis. Oleh karena itu, perlu diuji apakah rendahnya produktivitas cabai disebabkan karena tingkat efisiensi teknis yang rendah. Produktivitas yang rendah akan berpengaruh pada keuntungan usahatani, sehingga perlu dilakukan analisis hubungan tingkat efisiensi teknis dengan produktivitas dan keuntungan usahatani cabai. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk: (1) menduga fungsi produksi usahatani cabai, (2) menduga tingkat efisiensi teknis usahatani cabai, (3) menentukan faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi teknis usahatani cabai, (4) menetapkan hubungan efisiensi teknis dengan produktivitas dan keuntungan usahatani cabai. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian yang dianggap mewakili daerah sentra produksi yang memiliki produktivitas rendah. Dalam menduga fungsi produksi, data yang digunakan harus homogen, sehingga jenis cabai yang menjadi fokus penelitian harus sejenis. Cabai merah keriting dipilih sebagai fokus penelitian karena jenis cabai ini merupakan cabai yang secara dominan dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Bogor. Pengumpulan data di dilakukan selama bulan Maret-April 2014. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data cross section yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada 71 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah keriting yaitu: benih, obat-obatan padat, dan tenaga kerja luar keluarga, sedangkan variabel luas lahan, pupuk kandang, dan pupuk kimia berpengaruh tidak nyata terhadap produksi cabai merah keriting. Produksi cabai merah keriting sangat responsif terhadap penggunaan benih. Variabel benih ditemukan berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah keriting pada taraf α 1 persen dengan nilai dugaan sebesar 0.616. Sementara variabel obat-obatan padat dan tenaga kerja luar keluarga ditemukan berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah keriting pada taraf α 15 persen dan 5 persen dengan nilai dugaan sebesar 0.117 dan 0.122. Usahatani cabai merah keriting di daerah penelitian belum efisien secara teknis karena rata-rata efisiensi teknis yang dicapai petani sebesar 0.483. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor keanggotaan kelompok tani berpengaruh nyata meningkatkan efisiensi teknis. Sementara faktor umur, pendidikan, pengalaman usahatani, penyuluhan, dan penggunaan mulsa plastik berpengaruh tidak nyata pada taraf α 15 persen terhadap efisiensi teknis pada proses produksi cabai merah keriting di daerah penelitian. Berdasarkan analisis hubungan efisiensi teknis dengan produktivitas dan keuntungan usahatani, diketahui bahwa semakin tinggi tingkat efisiensi teknis yang dicapai, produktivitas yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sementara hubungan efisiensi teknis dengan keuntungan usahatani dan nilai R/C menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat efisiensi teknis, keuntungan dan nilai R/C yang diperoleh semakin tinggi. Berdasarkan analisis keuntungan dan nilai R/C, dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai merah keriting di Kabupaten Bogor telah menguntungkan. Upaya yang dapat ditempuh petani untuk meningkatkan produktivitas cabai merah keriting adalah dengan meningkatkan efisiensi teknis. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan penggunaan input-input yang berpengaruh signifikan terhadap produksi seperti benih, obat-obatan padat, tenaga kerja luar keluarga, serta perbaikan aspek manajerial petani dengan aktif dalam keanggotaan kelompok tani.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAgribusinessen
dc.subject.ddcVegetables^y2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleEfisiensi Teknis Usahatani Cabai Merah Keriting di Kabupaten Bogor: Pendekatan Stochastic Production Frontieren
dc.subject.keywordbenihen
dc.subject.keywordCobb-Douglasen
dc.subject.keywordkelompok tanien
dc.subject.keywordproduktivitasen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record