dc.description.abstract | Sapi potong merupakan salah satu hewan ternak potensial dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani berupa daging. Hingga saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Kabupaten Gorontalo dengan populasi sapi potong terbesar di Provinsi Gorontalo mempunyai peluang sebagai salah satu penyedia sapi potong. Kendala yang dihadapi adalah pemasaran yang ada masih bersifat umum, yakni masih berorientasi penyediaan pasokan dalam daerah dengan kualitas seadanya, tanpa ada standar tertentu. Selain itu, pemasaran juga belum mengarah kepada terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan, di mana pembelian sapi potong oleh pedagang hanya dengan mengandalkan perkiraan fisik ternak tanpa ditimbang. Oleh karena itu diperlukan strategi agar usaha sapi potong di Kabupaten Gorontalo berkembang lebih baik dan menghasilkan produk yang bisa berkompetisi di pasaran. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis faktor-faktor keunggulan kompetitif yang paling berpengaruh dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis keragaan rantai nilai komoditas sapi potong di Kabupaten Gorontalo dan (3) Merumuskan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo pada bulan April dan Mei 2014. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan langsung di daerah penelitian dan wawancara dengan tiga jenis responden. Responden pertama dipilih dari instansi terkait untuk mendapatkan faktor-faktor keunggulan kompetitif yang paling berpengaruh pada pengembangan sapi potong. Responden kedua adalah aktor rantai nilai yang terdiri dari peternak, pedagang sapi bakalan, pedagang lokal, pedagang antar wilayah, pemotong serta instansi terkait. Responden ketiga adalah pakar dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo yang berasal dari instansi terkait, peternak, perbankan serta akademisi. Ketiga jenis responden ditentukan secara sengaja (purposive sampling), dan lembaga pemasaran dipilih dengan penelusuran informasi dari peternak. Data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga terkait, dukungan regulasi serta dokumen kebijakan daerah yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian dimulai dengan analisis terhadap faktor-faktor keunggulan kompetitif yang paling berpengaruh terhadap pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Faktor-faktor tersebut dikembangkan dengan pendekatan model Berlian Porter. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis Delphi. Selanjutnya dilakukan analisis rantai nilai sapi potong di Kabupaten Gorontalo dengan mengidentifikasi masing-masing aktor yang terlibat di dalamnya, melakukan analisis marjin pemasaran dan farmer’s share serta mengidentifikasi hambatan dan peluang pada setiap aktivitas rantai nilai. Hasil dari analisis faktor-faktor keunggulan kompetitif yang paling berpengaruh terhadap pengembangan sapi potong dan analisis rantai nilai dijadikan pertimbangan dalam penyusunan hirarki untuk perumusan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Berdasarkan hasil penilaian responden, diketahui bahwa faktor kondisi dan peran pemerintah mempunyai pengaruh yang kuat sebagai faktor keunggulan kompetitif pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo dengan total skor 3,080 dan 3,127. Elemen-elemen dari setiap faktor yang mempunyai pengaruh sangat kuat antara lain: sumberdaya alam mendukung sentra produksi, sumberdaya manusia, dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan sapi potong. Aktivitas utama rantai nilai sapi potong di Kabupaten Gorontalo meliputi logistik ke dalam, produksi, dan pemasaran dengan pelaku utama adalah: pemasok sarana produksi, peternak, pedagang lokal, pedagang antar wilayah dan pemotong. Terdapat 3 saluran pemasaran sapi potong di Kabupaten Gorontalo, yaitu: (1) peternak - pedagang lokal – pemotong - konsumen, (2) peternak - pedagang antar wilayah - konsumen luar daerah, dan (3) peternak – pemotong - konsumen. Dari ketiga saluran tersebut, peternak memperoleh keuntungan per hari paling rendah. Peternak sebagai pelaku utama pada kegiatan produksi (operasi) dalam aktivitas rantai nilai sapi potong masih menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan produk yang dihasilkan berkualitas rendah. Belum ada koordinasi yang baik antar aktivitas dalam sistem rantai nilai sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Urutan prioritas strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Gorontalo dengan metode PHA adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan teknik budidaya, pemeliharaan, dan pengelolaan usaha, (2) Menyusun regulasi pemasaran ternak, (3) Memfasilitasi kemudahan permodalan dan investasi usaha, (4) Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung peternakan, (5) Meningkatkan pengembangan pemasaran domestik, dan (6) Meningkatkan kualitas input dan output produksi melalui pemanfaatan teknologi. | en |