Fraksionasi Senyawa Aktif Minyak Atsiri Lengkuas Merah (Alpinia galanga (L.) Willd) sebagai Pelangsing Aromaterapi secara In Vivo
View/ Open
Date
2014Author
Damayanti, Rizki
Suparto, Irma Herawati
Batubara, Irmanida
Metadata
Show full item recordAbstract
Obesitas merupakan penyakit beresiko karena dapat menyebabkan beberapa penyakit yang mengakibatkan kematian. Salah satu penanggulangan obesitas adalah dengan mengonsumsi obat pelangsing. Saat ini pengobatan secara aromaterapi mulai banyak dieksplorasi. Tanaman herbal yang berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi adalah tanaman yang mengandung minyak atsiri. Lengkuas Merah (Alpinia galanga (L) Willd) merupakan tanaman aromatik mengandung minyak atsiri yang dapat berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi. Tujuan penelitian ini adalah memisahkan senyawa aktif minyak atsiri rimpang lengkuas merah dan menduga senyawa aktif yang berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi yang diamati secara in vivo terhadap tikus jantan galur Sprague Dawley. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah dipisahkan dengan metode distilasi air menghasilkan 0.3% minyak atsiri. Minyak ini selanjutnya difraksionasi menggunakan kromatografi silika gel menghasilkan lima fraksi. Minyak atsiri kasar, fraksi 1, dan fraksi 2 dianalisis menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). Kromatogram GC-MS menunjukkan komponen utama dalam minyak atsiri kasar adalah β-bisabolena dan trans-karyopilena. Komponen fraksi 1 adalah bisiklo-2-heptena, β-bisabolena, dan eremophila, sedangkan fraksi 2 mengandung senyawa dominan trans-α bergamotena dan pentadekana. Minyak atsiri kasar, fraksi 1, dan fraksi 2 diuji aktivitasnya sebagai pelangsing aromaterapi menggunakan tikus putih dewasa galur Sprague Dawley selama lima minggu. Parameter yang diuji terhadap setiap kelompok diantaranya bobot badan, bobot lemak, dan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, dan High Density Lipoprotein-cholesterol/HDL-c). Semua data diolah menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Secara statistik, bobot badan setiap kelompok berbeda signifikan (p<0.05). dilanjutkan dengan uji Duncan diperoleh kelompok yang menginhalasi minyak atsiri kasar memiliki bobot badan rendah dibandingkan kelompok dengan hewan yang menginhalasi fraksi 1. Hasil evaluasi bobot deposit lemak pada akhir perlakuan diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05). Kolesterol total dan trigliserida seluruh kelompok hewan uji tidak berbeda signifikan akan tetapi kelompok yang menginhalasi fraksi 2 memiliki kadar HDL-c terendah (p<0.05). Berdasarkan hasil penurunan bobot badan, minyak atsiri lengkuas merah dengan konsentrasi 0.1% selama 5 minggu memiliki potensi sebagai penurun bobot badan serta fraksi 1 dan 2 konsentrasi 0.1% tidak berpotensi sebagai penurun bobot badan tikus Sprague Dawley jantan dewasa. Senyawa utama trans-kariopilena dalam minyak atsiri diduga merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas penurunan bobot badan tikus Sprague Dawley jantan dewasa.