dc.description.abstract | Kegiatan reklamasi dan revegetasi pada lahan pasca tambang harus memenuhi standar keberhasilan menurut permenhut No 60 tahun 2009. Tingkat keberhasilan penanaman pada lahan pasca tambang batubara rendah. Hal ini disebabkan oleh kondisi karakteristik tanah yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman seperti pH rendah dan kelarutan Al yang tinggi. Upaya perbaikan tanah pada kondisi tersebut dapat dilakukan dengan cara pengapuran dan penambahan HSC. Tujuan dari penelitian ini ialah mengkarakteristikkan tanah pada lahan pasca tambang batubara pada kondisi pertumbuhan tanaman yang berbeda serta menguji pengaruh penambahan kapur dan HSC terhadap pertumbuhan A. mangium di lahan pasca tambang. Penelitian dilaksanakan pada lahan pasca tambang batubara PT Jorong Barutama Greston pada blok umur tanam 1, 2, dan 3 tahun. Pada masing-masing blok umur tanam tersebut dilakukan pengkarakteristikkan tanah berdasarkan kondisi pertumbuhan yaitu normal, sedang, dan buruk. Pada lokasi kondisi pertumbuhan buruk untuk masing-masing blok umur tanam dilaksanakan penelitian untuk mengetahui respon pertumbuhan A. mangium. Penelitian tersebut menggunakan rancangan percobaan blok terpisah dengan 2 faktor yaitu penambahan kapur dan HSC untuk masing-masing lokasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan karakteristik tanah pada lahan pasca tambang batubara yang menyebabkan kondisi pertumbuhan menjadi normal, sedang, dan buruk. Perbedaan karakterisik kondisi pertumbuhan tanaman tersebut disebabkan oleh nilai pH yang rendah (≤4.7) dan tingkat kelarutan Al tanah yang tinggi (>3 me/100g). Semakin rendah nilai pH akan menyebabkan kelarutan Al semakin meningkat sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan kapur dan HSC mampu meningkatkan pertumbuhan A. mangium. Perlakuan penambahan kapur memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi A. mangium pada ketiga lokasi. Perlakuan penambahan kapur terbaik untuk masing-masing lokasi yaitu dosis 0.75 dan 1.5 kg/lubang tanam (lokasi 1), 1 kg/lubang tanam (lokasi 2), dan 3 kg/lubang tanam (lokasi 3). Perlakuan penambahan HSC belum mampu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan A. mangium. | en |