Show simple item record

dc.contributor.advisorSaefuddin, Asep
dc.contributor.advisorBoer, Rizaldi
dc.contributor.authorSundari, Marta
dc.date.accessioned2014-12-09T03:04:02Z
dc.date.available2014-12-09T03:04:02Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71080
dc.description.abstractPemanasan global secara signifikan berkaitan erat dengan peningkatan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Sumber utama emisi GRK berasal dari dominasi penggunaan bahan bakar fosil pada beragam aktivitas manusia. Pemanasan global merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim (IPCC 2007). Besaran dampak perubahan iklim sangat bergantung pada tingkat kerentanan masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Citarum sehingga dibutuhkan kajian mengenai tingkat kerentanan masyarakat untuk membantu menyusun rencana strategi dan aksi adaptasi menghadapi dampak keragaman dan perubahan iklim baik jangka panjang maupun jangka pendek. DAS Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang namun beragam masalah yang terjadi di sepanjang DAS Citarum telah memicu peningkatan frekuensi dan intensitas bencana di sepanjang DAS Citarum. IPCC 2007 mendefinisikan kerentanan sebagai ‘derajat atau tingkat sebuah sistem rentan atau tidak dapat mampu mengatasi dampak perubahan iklim termasuk keragaman dan keekstriman iklim’. Kerentanan dalam konteks sosial merupakan fungsi karakter, intensitas dan tingkat keragaman iklim dimana sebuah sistem mengalami keterpaparan, sensitifitas dan kemampuan adaptif sistem tersebut (IPCC 2001). Pada penelitian ini, tingkat kerentanan masyarakat yang diwakili oleh rumah tangga dikelompokkan menjadi lima kelompok menggunakan analisis analisis gerombol dengan metode k-rataan, fuzzy k-rataan dan k-medoid. Penentuan jumlah kelompok didasarkan pada metode kuadran (Boer et al. 2013). Data yang digunakan berasal dari survei berjudul Penilaian Kerentanan Rumah Tangga Terhadap Variasi Iklim dan Perubahannya di DAS Citarum yang diselenggarakan oleh CCROM IPB bekerjasama dengan ADB dan AECOM pada dalam Paket E, TA ADB 7189. Sebanyak 625 responden berhasil diwawancarai dengan panduan kuesioner. Analisis gerombol dilakukan untuk dua gugus data, gugus data pertama berisi 17 peubah dan gugus data kedua berisi 14 peubah. Evaluasi indikator penyusun tingkat kerentanan ternyata mampu memperbesar rasio rerata jarak objek dan nilai Hotelling serta memperkecil nilai fungsi tujuan dan salah klasifikasi metode penggerombolan. Pada gugus data pertama, metode k-medoid mampu memberikan hasil penggerombolan paling baik dibandingkan metode lain. Namun setelah dilakukan evaluasi indikator, metode k-rataan dapat menjadi solusi karena menghasilkan rasio rerata jarak objek dan fungsi tujuan yang tidak jauh berbeda dengan metode k-medoid dan menghasilkan nilai Hotelling paling besar serta salah klasifikasi paling kecil dibandingkan metode lain. Keuntungan penggunaan k-rataan untuk peneliti adalah metode ini dianggap lebih mudah digunakan daripada kedua metode lainnya.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcApplied statisticsen
dc.titlePenilaian Tingkat Kerentanan Rumah Tangga terhadap Perubahan Iklim di DAS Citarum Menggunakan Analisis Gerombol K-Rataan, Fuzzy F-Rataan dan K-Medoiden
dc.subject.keywordkerentananen
dc.subject.keywordk-rataanen
dc.subject.keywordfuzzy k-rataanen
dc.subject.keywordk-medoiden


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record