Show simple item record

dc.contributor.advisorSaleh, Buce
dc.contributor.advisorSofian, Ibnu
dc.contributor.authorM. Akbar AS
dc.date.accessioned2014-12-05T06:23:37Z
dc.date.available2014-12-05T06:23:37Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70912
dc.description.abstractIndonesia telah kehilangan lebih dari 1,2 juta hektar mangrove sejak tahun 1980 ketika tutupan hutan mangrove masih 4,2 juta hektar (FAO 2007). Luas hutan mangrove di Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Indonesia pada awal tahun 1980 adalah 1.770 hektar, dan setelah dikonversi menjadi areal tambak luas lahan tinggal 500 hektar. Fenomena degradasi hutan mangrove di Pulau Tanakeke perlu mendapat perhatian khusus, mengingat pulau ini merupakan salah satu pulau di Sulawesi Selatan yang memiliki hutan mangrove yang sangat berharga di wilayah pesisir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dinamika perubahan tutupan mangrove (selama 41 tahun) dengan menggunakan citra Landsat multi-temporal dan memproyeksi perubahan tutupan mangrove pada tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2013 sampai April 2014, termasuk tahap persiapan data, pengolahan data, model simulasi, penulisan tesis dan publikasi. Lokasi penelitian terletak di Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Untuk melakukan studi ini, ada empat data citra Landsat yang digunakan, yaitu Landsat MSS (28 Oktober 1972), Landsat Thematic Mapper (TM) (26 Agustus 1993), Landsat Enhanced TM Plus (ETM+) (21 Juli 2003), dan Landsat 8 (Operational Land Imager, OLI) (27 April 2013) diperoleh dari United States Geological Survey (USGS). Peta probabilitas untuk perubahan tutupan mangrove menggunakan data Multi Criteria Evaluation (MCE), yaitu pasang surut, permukiman, dan substrat. Metodologi penelitian ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu: (1) analisis citra: koreksi geometrik dari citra Landsat, analisis awal, dan klasifikasi; (2) ground truth; dan (3) model Cellular Automata Markov (CA-Markov), sedangkan pengolahan data citra satelit terdiri dari lima langkah utama, yaitu: (1) koreksi geometrik, (2) analisis awal, (3) klasifikasi citra, (4) accuracy assessment, dan (5) post classification. Data hasil analisis citra dari dua peta penggunaan lahan yang berasal dari waktu yang berbeda digunakan dalam membuat model Markov Chain. Peta penggunaan lahan dengan interval 21 tahun, memakai peta penggunaan lahan dari 1972-1993 digunakan untuk proyeksi tahun 2003 dan kemudian divalidasi menggunakan peta penggunaan lahan tahun 2003. Peta penggunaan lahan dengan interval 10 tahun (1993-2003) digunakan sebagai proyeksi untuk tahun 2013 dan divalidasi menggunakan peta penggunaan lahan tahun 2013. Sementara itu, peta penggunaan lahan dengan interval 31 tahun, (1972-2003) sebagai proyeksi untuk 2013 dan divalidasi menggunakan peta penggunaan lahan tahun 2013. Proyeksi mangrove tahun 2023 diperoleh berdasarkan tingkat akurasi dari ketiga interval yang dipilih. Jenis filtering 5x5 digunakan untuk melihat perubahan cell yang terjadi dalam memprediksi. Jika hasil validasi yang diperoleh adalah >75%, maka dapat digunakan untuk memprediksi mangrove untuk 10 tahun ke depan. Penilaian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data ground truth melalui pendekatan stratified random sampling. Matriks error yang dihasilkan dari akurasi klasifikasi, yaitu 87,78%. Produser dan pengguna akurasi untuk mangrove diperoleh 93%. Hasil analisis dinamika spasial pada tahun 1972-2013 menunjukkan bahwa luas mangrove di Pulau Tanakeke mengalami penurunan sebesar 1.595,55 ha (63,91%). Tingkat perubahan yang terjadi tidak seragam antara tahun 1972-1993, 1993-2003, dan 2003-2013. Laju perubahan luas tutupan mangrove selama tahun 1972-1993 merupakan yang tertinggi di Pulau Tanakeke, dimana mengalami penurunan luas tutupan mangrove sebesar 1.166,61 ha (46,73%). Pada tahun 1993 hingga 2003, mangrove di Pulau Tanakeke mengalami penurunan seluas 252,49 ha (18,98%), dan pada tahun 2003-2013 terjadi penurunan seluas 176,45 ha (16,37%). Hasil simulasi perubahan tutupan mangrove pada tahun 1993 dan 2003 (selang 10 tahun) digunakan untuk memprediksi perubahan tutupan mangrove pada tahun 2013 dan dibandingkan dengan tutupan mangrove yang sebenarnya pada tahun 2013 (peta hasil klasifikasi). Hasil perhitungan akurasi yang diperoleh dengan menggunakan iterasi 35 dan grid 30, yaitu 86,87%, dan dengan menggunakan iterasi 35 dan grid 60 diperoleh akurasi, yaitu 84,85%. Perubahan tutupan mangrove pada tahun 1972 dan 1993 (selang 21 tahun) dibuat untuk memprediksi perubahan tutupan mangrove pada tahun 2003. Hasil simulasi perubahan tutupan mangrove dibandingkan dengan tutupan mangrove yang sebenarnya pada tahun 2003 (peta hasil klasifikasi). Hasil perhitungan akurasi yang diperoleh dengan menggunakan iterasi 25 dan grid 30, yaitu 81,96%, dan dengan menggunakan iterasi 25 dan grid 60 akurasi yang diperoleh, yaitu 79,89%. Perubahan tutupan mangrove pada tahun 1972 dan 2003 (selang 31 tahun) dibuat untuk memprediksi perubahan tutupan hutan mangrove pada tahun 2013. Hasil simulasi perubahan tutupan mangrove kemudian dibandingkan dengan tutupan mangrove yang sebenarnya pada tahun 2013 (peta hasil klasifikasi). Hasil perhitungan akurasi diperoleh dengan menggunakan iterasi 10 dan grid 30, yaitu 83,70%, dan dengan menggunakan iterasi 10 dan grid 60 diperoleh akurasi, yaitu 81,87%. Berdasarkan hasil proyeksi dengan menggunakan interval tahun yang berbeda, diperoleh data dengan akurasi yang lebih tinggi pada interval 10 tahun dengan menggunakan iterasi 35. Dalam membuat model proyeksi untuk 10 tahun ke depan (2023), digunakan interval waktu 10 tahun (2003-2013) dengan iterasi 35 dan grid 30 meter, maka diperoleh proyeksi luas tutupan lahan mangrove pada tahun 2023, yaitu 662,28 ha (mengalami penurunan sebesar 238,83 ha). Rekomendasi berdasarkan penelitian ini bahwa dengan menggunakan Model CA-Markov dari hasil interpretasi visual dalam grid 60 m, dapat digunakan untuk memproyeksikan perubahan luas tutupan mangrove di Pulau Tanakeke karena memiliki akurasi yang baik. Pengembangan areal tambak dan penebangan mangrove untuk arang harus dibatasi di Pulau Tanakeke guna melestarikan mangrove untuk pengembangan pariwisata.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcNatural resourcesen
dc.subject.ddcMangroveen
dc.titleGeospatial Modeling of Vegetation Cover Changes on a Small Island (Case Study: Tanakeke Island, Takalar District, South Sulawesi)en
dc.subject.keywordMangroveen
dc.subject.keywordCellular Automata Markoven
dc.subject.keywordPenginderaan jauhen
dc.subject.keywordDinamika geospasialen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record