Show simple item record

dc.contributor.advisorSyarief, Rizal
dc.contributor.advisorSuryani, Ani
dc.contributor.authorSafa’at, Ikhwan
dc.date.accessioned2014-12-05T03:04:51Z
dc.date.available2014-12-05T03:04:51Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70894
dc.description.abstractDalam World Entrepreneurship Forum yang kedua di Lyon, Perancis tahun 2009, Bina Swadaya menyatakan definisi Kewirausahaan Sosial sebagai pembangunan sosial dengan solusi kewirausahaan. Pembangunan sosial merujuk Social Development Summit di Kopenhagen pada tahun 1996, merupakan upaya pembangunan yang mencakup aspek pemberantasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja produktif dan integrasi sosial. Dalam perkembangannya, PT. Bina Swadaya Konsultan selaku anak perusahaan Bina Swadaya dengan spirit enterpreneurship sebagai upaya keberlanjutan proses pemberdayaan masyarakat yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan life-cycle perusahaan dalam mengembangkan kewirausahaan sosial sesuai dengan kompetensi perusahaannya. Atas dasar ini diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai konsep dan visi misi lembaga. Tujuan dari penelitian adalah (a) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap pengembangan kewirausahaan sosial PT. BSK, (b) Mendapatkan alternatif-alternatif strategi dalam pengembangan kewirausahaan sosial sesuai tujuan dari pengembangan kewirausahaan sosial, (c) Menghasilkan prioritas strategi pengembangan kewirausahaan sosial yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penelitian dilakukan di PT BSK, Jakarta Pusat dari bulan Juni 2013 hingga Desember 2013. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah responden pakar yang memiliki pengetahuan dan kompetensi tentang kewirausahaan sosial di PT BSK dan Yayasan Bina Swadaya. Pengambilan responden pakar dilakukan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling (judgment sampling). Metodologi dalam melakukan perumusan strategi dipadukan menjadi kerangka kerja pembuatan keputusan secara bertahap. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan utama yaitu perumusan strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan pengendalian strategi yang diawali dengan pengamatan lingkungan (Hubeis dan Najib, 2008). Untuk mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi dilakukan atas tiga tahapan berikut: a. Tahap pertama (input), yaitu meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi terdiri dari IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation) dan IE (Internal External) Matrix. b. Tahap kedua (pencocokan), yaitu memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal dengan menggunakan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats ) c. Tahap ketiga (keputusan), yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan teknik Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM). Teknik ini menggunakan informasi input dari tahap 1 untuk secara sasaran mengevaluasi strategi alternatif layak yang diidentifikasi pada tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif dan menjadi dasar untuk memilih strategi spesifik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Wawancara, Kuesioner, FGD (Focus Group Discussion) dan Studi Pustaka serta data sekunder. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder maupun data primer. Dari analisis yang dilakukan didapatkan faktor-faktor internal dominan yang berpengaruh terhadap pengembangan kewirausahaan sosial PT BSK adalah Spirit perusahaan (0,355), anggaran (0,333), visi perusahaan (0,319), misi perusahaan (0,305), konsep kewirausahaan sosial (0,292), kebijakan perusahaan (0,145), struktur perusahaan (0,159), Alokasi dan mutu SDM (0,177), sistem pengendalian (0,186) dan alat ukur dampak sosial (0,199). Faktor eksternal dominan adalah prospek pengembangan kewirausahaan sosial (0,377), nilai produk (0,360), mitra kerja (0,292), sarana produksi (0,281), jaringan pasar (0,278), lokasi perusahaan (0,129), penerimaan konsumen (0,132), produk pesaing (0,136), perusahaan pesaing (0,143) dan kontinuitas bahan baku (0,161). Berdasarkan hasil pencocokan dalam analisis SWOT, didapatkan alternative strategi adalah Fokus, Pengembangan Produk dan Differensiasi, Penetrasi Pasar dan Pengembangan Pasar, Re-strukturisasi dan Rekayasa Ulang, Integrasi Vertikal, Peningkatan Produk dan Diversifikasi. Dengan melakukan analisis QSPM didapatkan prioritas strategi pengembangan kewirausahaan sosial PT BSK adalah (1) Restrukturisasi dan Rekayasa Ulang, (2) Fokus, Pengembangan Produk dan Differensiasi, (3) Strategi Pengembangan Pasar dan Penetrasi Pasar, (4) Strategi Integrasi Vertikal serta (5) Strategi Peningkatan Produk dan Diversifikasi Perusahan tidak dapat menetapkan satu strategi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan atau tantangan yang dihadapi perusahaan. Hal ini berimplikasi bahwa semua strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamasama atau tersendiri, tergantung pada tujuan spesifik yang ingin dicapai, kemampuan dan kondisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karenanya pelaksanaan perencanaan strategik perlu dilaksanakan secara terpadu dan bertahap.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcEconomicsen
dc.subject.ddcAgricultural Economicsen
dc.subject.ddc2013en
dc.subject.ddcDKI Jakarta-Jawa Baraten
dc.titleStrategi Pengembangan Kewirausahaan Sosial PT Bina Swadaya Konsultan, Jakartaen
dc.subject.keywordStrategien
dc.subject.keywordKewirausahaan Sosialen
dc.subject.keywordBina Swadaya Konsultanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record