Analisis Permintaan Pangan Hewani Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat
View/ Open
Date
2014Author
Susanti, Endah Nora
Rindayati, Wiwiek
Sahara
Metadata
Show full item recordAbstract
Konsumsi pangan hewani di Indonesia relatif rendah. Secara umum, kita dapat melihat perbedaan perilaku konsumsi dengan permintaan tidak hanya tergantung pada harga dan total pengeluaran, tetapi juga pada beberapa karakteristik rumah tangga. Rumah tangga dengan karakteristik yang berbeda akan memiliki pola pengeluaran konsumsi yang berbeda yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan masing-masing rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi manakah yang mempengaruhi konsumsi pangan hewani dan pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap proporsi pengeluaran bahan pangan hewani pada rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012 dengan melakukan analisis terhadap 22711 sampel rumah tangga. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif serta analisis ekonometrika dengan model Linear Approximation-Almost Ideal Demand System (LA-AIDS). Variabel-variabel yang digunakan untuk mengestimasi pangsa pengeluaran pangan hewani meliputi : harga komoditas (ikan, daging, unggas, telur dan susu), pendapatan-tingkat pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal (perdesaan/perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan hewani dipengaruhi oleh harga sendiri, harga komoditas lain, pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, golongan pendapatan, wilayah tempat tinggal (perdesaan/perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga pada taraf nyata 5%. Nilai elastisitas harga sendiri menunjukkan permintaan seluruh komoditas bersifat inelastis. Berdasarkan nilai elastisitas harga silang, semua komoditas pangan hewani merupakan barang komplementer kecuali komoditi ikan merupakan barang substitusi bagi telur. Komoditi ikan dan telur termasuk barang normal sedangkan komoditi daging, unggas dan susu termasuk barang mewah.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]