Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.authorQhoirunisa, Astri Sabrina
dc.date.accessioned2014-12-04T02:19:50Z
dc.date.available2014-12-04T02:19:50Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70819
dc.description.abstractKomoditas yang menjadi pangan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Selain aspek produksi yang menentukan ketersediaan, aspek pemasaran juga merupakan komponen penting dalam menciptakan aksesibilitas masyarakat terhadap beras. Program peningkatan produksi beras nasional yang dilakukan di sentra produksi padi dilakukan dengan disertai kegiatan pendampingan proses pemasaran hasil melalui pemberdayaan kelembagaan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis rantai pasok padi di Kabupaten Bogor yang terdiri dari sasaran rantai pasok, manajemen rantai pasok, struktur hubungan rantai pasok, proses bisnis rantai pasok, sumber daya rantai pasok, dan kinerja rantai pasok. Tujuan selanjutnya adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saluran pemasaran padi di Kabupaten Bogor. Secara umum rantai pasok padi di Kabupaten Bogor belum berjalan dengan baik, karena masih terdapat beberapa kendala dalam rantai pasok. Sasaran pasar rantai pasok padi di Kabupaten Bogor adalah pasar domestik. Sasaran pengembangan rantai pasok adalah penguatan fungsi gapoktan. Struktur hubungan rantai pasok terdiri dari enam anggota rantai pasok. Dalam manajemen rantai pasok, pemilihan mitra dilakukan oleh anggota rantai pasok dengan beberapa pertimbangan seperti harga yang lebih baik, pihak yang sudah menjadi langganan, dan lokasi yang dekat. Kesepakatan kontraktual yang terjadi antar anggota rantai pasok padi berlangsung secara informal melalui lisan. Sistem transaksi yang terjadi antar anggota rantai pasok dilakukan secara tunai dan pembayaran dilakukan secara langsung setelah menerima barang yang disepakati, kecuali sistem transaksi antara pedagang pengecer dengan pihak pemasok (penggilingan padi dan gapoktan) yaitu secara tunai dengan pembayaran tunda. Dukungan pemerintah untuk mengembangkan agribisnis padi beberapa kebijakan dan dukungan dalam bidang penelitian pengembangan. Adapun dukungan pemerintah di Kabupaten Bogor lebih fokus kepada subsistem hulu. Kolaborasi rantai pasok ditinjau dari adanya keterbukaan informasi antar anggota yang terjalin secara sukarela dan timbal balik. Kendala dalam sumber daya khususnya sumber daya modal dialami oleh pedagang pengecer dan penggilingan padi. Hubungan proses bisnis rantai pasok apabila dilihat berdasarkan cycle view terdiri dari empat tahap yaitu siklus procurement, siklus manufacturing, siklus replenishment, dan siklus customer order. Aliran finansial dapat dikatakan belum lancar karena sistem pembayaran yang diterapkan oleh pedagang pengecer kepada penggilingan padi dan gapoktan menggunakan sistem pembayaran tunda. Anggota rantai pendukung meliputi pemasok bahan baku usahatani padi, pemasok alat pertanian, pemasok bahan bakar penggilingan padi, dan pemasok bahan baku pengemasan. Perencanaan kolaboratif yang menjadi fokus dalam rantai pasok padi adalah perencanaan peningkatan produktivitas dan kualitas beras yang didukung oleh kebijakan pemerintah daerah serta pembuatan merek karung beras khusus dari sentra produksi padi Kabupaten Bogor. Penelitian kolaboratif dilakukan melalui penelitian uji coba pembuatan pestisida nabati dan percobaan sistem tanam jajar legowo. Aspek risiko yang dihadapi oleh anggota rantai pasok diantaranya adalah risiko gagal panen, risiko transportasi, risiko harga, risiko penyusutan, dan risiko penyimpanan. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok melalui pendekatan efisiensi pemasaran dengan menggunakan alat analisis berupa marjin pemasaran dan farmer’s share menunjukkan bahwa saluran pemasaran ke-tiga (petani-penggilingan padi-pedagang pengecer) lebih efisien dibandingkan saluran lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multinomial, faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saluran pemasaran oleh petani padi dalam menjual hasil panennya adalah lama pendidikan petani dan kemudahan dalam menjual hasil panen. Sasaran rantai pasok padi di Kabupaten Bogor khususnya sasaran pengembangan berupa penguatan fungsi gapoktan sebaiknya direalisasikan. Perlu adanya peningkatan kemampuan gapoktan khususnya dalam menjalankan fungsinya sebagai unit pengolahan dan pemasaran yang lebih efisien sehingga dapat dijadikan pilihan utama bagi petani padi dalam memasarkan hasil panennya. Sistem transaksi antara pedagang pengecer dengan pihak penggilingan padi dan gapoktan sebaiknya diubah menjadi sistem cash and carry.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcEconomicsen
dc.subject.ddcAgriculture economicsen
dc.titleRantai Pasok Padi di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Baraten
dc.subject.keywordberasen
dc.subject.keywordpilihan saluran pemasaranen
dc.subject.keywordrantai pasoken
dc.subject.keywordregresi logistik multinomialen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record