Show simple item record

dc.contributor.advisorSumawinata, Basuki
dc.contributor.advisorIskandar
dc.contributor.authorPrasetya, Riananda Giri
dc.date.accessioned2014-11-26T03:30:39Z
dc.date.available2014-11-26T03:30:39Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70433
dc.description.abstractReklamasi lahan bekas tambang merupakan suatu keharusan, namun demikian tingkat keberhasilannya masih tergolong sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas tanah pada lahan bekas tambang yaitu rendahnya unsur hara, bahan organik, dan ketersediaan air, serta tingginya bobot isi yang menyebabkan tanaman sulit tumbuh. Usaha-usaha untuk mengatasi masalah tersebut pada kenyataannya sulit dilakukan karena (1) penambahan bahan organik ke dalam tanah sesuai kebutuhan sulit terpenuhi akibat banyaknya jumlah bahan organik yang diperlukan, (2) penggunaan mulsa sisa tanaman untuk menjaga kestabilan kadar air terkendala oleh sumbernya yang jarang ditemukan, sementara itu (3) penggunaan mulsa plastik tidak selalu menguntungkan karena walaupun mulsa plastik dapat mengurangi penguapan tetapi tidak dapat meloloskankan air sehingga tidak efektif untuk tujuan meningkatkan ketersediaan air tanah dan juga tidak dapat terdekomposisi sehingga akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu perlu dicari bahan mulsa yang mampu meloloskan air tetapi berfungsi seperti mulsa organik dan mudah dibuat dari bahan yang mudah didapat. Salah satu bahan yang memenuhi kriteria tersebut yaitu kertas bekas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mulsa dari kertas bekas dengan jenis perekat yang berbeda dan mengetahui ketahanannya terhadap air, serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa yang dibuat terhadap suhu dan kadar air tanah. Pada penelitian ini dibuat 4 jenis mulsa yaitu mulsa dengan perekat organik, mulsa dengan perekat organik-sintetik, mulsa dengan perekat organik-sintetik ditambah serat sabut kelapa di bagian tengahnya, dan mulsa dengan perekat organik-sintetik ditambah lapisan potongan pelepah pisang kering di bagian bawah mulsa. Mulsa dari kertas bekas tersebut dibuat dengan cara mencampurkan kertas yang telah dihaluskan dengan perekat kemudian dicetak dan dikringkan, serta dilakukan pengujian lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diukur pada percobaan tersebut yaitu suhu tanah dengan menggunakan termometer alkohol, kadar air tanah dengan metode gravimetri, dan ketahanan mulsa terhadap air dengan melihat keutuhan bentuk mulsa setelah 30 hari pengamatan. Berdasarkan pengukuran suhu yang dilakukan pada pukul 09.00, 13.00, dan 16.00 selama 30 hari dapat disimpulkan bahwa penggunaan mulsa dari kertas bekas secara umum akan menurunkan dan menstabilkan suhu di permukaan tanah. Hasil pengukuran kadar air selama 30 hari menujukkan bahwa secara umum penggunaan mulsa dapat menjaga kadar air di permukaan tanah. Diantara keempat jenis mulsa yang dibuat, mulsa yang paling baik dalam menjaga kestabilan suhu dan kadar air tanah adalah mulsa dengan perekat organik-sintetik ditambah lapisan potongan pelepah pisang kering di bagian bawahnya. Hasil pengamatan keutuhan bentuk mulsa menunjukkan bahwa mulsa dengan perekat organik-sintetik lebih tahan terhadap air.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcSoil Science and Land Resourceen
dc.subject.ddcReclamationen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePengaruh Penggunaan Mulsa Organik dari Kertas Bekas terhadap Suhu dan Kadar Air Tanahen
dc.subject.keywordreklamasien
dc.subject.keywordmulsaen
dc.subject.keywordbahan organiken
dc.subject.keywordsuhuen
dc.subject.keywordkadar airen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record