Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiyono, Agus
dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.authorNasution, Sangkot Sayuti
dc.date.accessioned2014-11-24T02:03:02Z
dc.date.available2014-11-24T02:03:02Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70315
dc.description.abstractSalah satu penyakit yang dapat mengganggu produktifitas ternak ruminansia dan bersifat zoonosis adalah penyakit Q fever. Q fever merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia kecuali Selandia Baru. Infeksi pada sapi umumnya berlangsung asimtomatik tetapi dapat menyebabkan keguguran, subfertilitas dan metritis. Pada ruminansia kecil, infeksi dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, retensi membran fetus, endometritis dan infertilitas, dimana keguguran biasanya terjadi pada akhir kebuntingan. Dengan tidak spesifiknya gejala klinis yang ditimbulkan, sebagian besar kasus Q fever seringnya tidak dilaporkan dan tidak terdiagnosa. Hal ini berakibat pada terbatasnya informasi mengenai penyebaran penyakit ini. Mengingat sebagian besar kasus pada hewan berlangsung asimtomatik, diperlukan suatu usaha untuk mendeteksi agen penyebab penyakit ini melalui metode uji yang dapat membuktikan keberadaannya pada ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan Coxiella burnetii sebagai penyebab Q fever pada ternak ruminansia di Sumatera Utara, secara histopatologi dan serologi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deteksi penyakit, dimulai dengan pengambilan sampel organ sapi di RPH Kota Medan dan Deli Serdang (RPH Tani Asli dan RPH NP 96) serta pengumpulan sampel serum sapi, kambing dan domba dari 6 (enam) Kabupaten/Kota di Sumatera Utara (Medan, Deli Serdang, Simalungun, Asahan, Karo dan Labuhan Batu). Dalam tahap ini, sampel organ limpa, paru paru dan hati dikumpulkan dari 162 ekor sapi eks impor, sedangkan 184 sampel serum dikumpulkan dari 58 ekor sapi, 75 ekor kambing 51 ekor domba lokal. Selanjutnya dilakukan pengujian sampel di laboratorium dimana organ sapi yang diperoleh dievaluasi secara histopatologi menggunakan pewarnaan Imunohistokimia (IHK) untuk mendeteksi antigen Coxiella burnetii dan Mayer’s Hematoksilin dan Eosin (HE) untuk mendeskripsikan lesio histopatologi pada organ yang imunoreaktif dalam pengujian IHK. Imunohistokimia dikerjakan menggunakan kit komersial dengan metode LSAB produksi Dako®. Sampel serum sapi, kambing dan domba diuji dengan metode Enzyme Linked Immunosorbent assay (ELISA) untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap Coxiella burnetii. Kit ELISA yang digunakan adalah produksi ID.Vet dengan nama produk ID Screen® Q Fever Indirect Multi-Species. Hasil pemeriksaan imunohistokimia pada sampel organ yang dikumpulkan di RPH menunjukkan bahwa, 62/162 (38,3%) sapi eks impor imunoreaktif terhadap antibodi Coxiella burnetii. Berdasarkan asal sampel, sampel yang berasal dari RPH Kota Medan 40/101 (39,6%) diantaranya imunoreaktif dan 22/61(36,1%) sampel yang berasal dari RPH Kabupaten Deli Serdang imunoreaktif. Organ yang imunoreaktif menunjukkan adanya warna coklat spesifik di dalam sitoplasma sel-sel makrofag baik limpa, paru-paru dan hati. Deskripsi lesio yang ditemukan pada organ limpa berupa infiltrasi sel-sel radang neutrofil dan peningkatan sel-sel makrofag yang umumnya terlihat pada daerah pulpa merah. Lesio lain yang ditemukan antara lain kongesti, kehadiran pigmen hemosiderin, atrofi pulpa putih dan edema. Lesio yang terlihat pada paru-paru antara lain adalah pneumonia interstitialis, kongesti, hemoragi, edema, atelektasis, thrombus dan emfisema, infestasi parasit. Lesio pneumonia interstitialis ditandai dengan pelebaran septa interalveolar akibat infiltrasi oleh sel-sel radang limfosit, makrofag dan sedikit neutrofil. Lesio histopatologi pada organ hati antara lain ; adanya reaksi peradangan yang ditandai dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit, makrofag, neutrofil, dan eosinofil umumnya ditemukan di daerah porta yang menunjukkan adanya portal triaditis. Sel-sel radang didominasi oleh limfosit dan makrofag serta sedikit kehadiran neutrofil dan eosinofil. Disamping itu ditemukan kongesti, degenerasi dan nekrosis hepatosit, serta fibrosis hepatis. Pemeriksaan ELISA pada seluruh sampel serum sapi, kambing maupun domba lokal menunjukkan hasil negatif terhadap kehadiran antibodi Coxiella burnetii. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dapat dikatakan bahwa kemungkinan besar hewan yang diuji belum pernah kontak dengan antigen Coxiella burnetii. Dengan demikian secara tidak langsung belum ditemukan kehadiran Coxiella burnetii pada populasi hewan sapi, kambing dan domba lokal di Sumatera Utara. Penelitian ini membuktikan adanya infeksi Coxiella burnetii sebagai penyebab Q fever pada ternak ruminansia khususnya pada sapi eks impor di Sumatera Utara. Namun demikian hasil pemeriksaan ELISA menunjukkan bahwa kasus Q fever pada sapi, kambing dan domba lokal belum ditemukan.en
dc.language.isoid
dc.titleStudi Q fever pada Ternak Ruminansia di Sumatera Utaraen
dc.subject.keywordQ feveren
dc.subject.keywordCoxiella burnetiien
dc.subject.keywordruminansiaen
dc.subject.keywordimunohistokimiaen
dc.subject.keywordELISAen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record