Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorSoedharma, Dedi
dc.contributor.advisorDamar, Ario
dc.contributor.advisorKinseng, Rilus A.
dc.contributor.authorBoli, Paulus
dc.date.accessioned2014-11-10T04:40:15Z
dc.date.available2014-11-10T04:40:15Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70080
dc.description.abstractSalah satu pendekatan yang dilakukan dalam mencegah terjadinya penurunan ekosistem perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di Raja Ampat adalah memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan konservasi perairan modern. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menyusun konsep pengelolaan konservasi hibrid untuk pemanfaatan perikanan dan ekowisata bahari berkelanjutan di Raja Ampat, melalui sintesis pengelolaan sumberdaya perairan berbasis kearifan lokal sasi dari masyarakat adat dengan pengelolaan konservasi yang mengadopsi sains modern. Lokasi penelitian di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Selat Dampier, Kabupaten Raja Ampat. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan dengan purposive sampling melalui wawancara dan pengisian kuesioner responden, dan pengamatan lapangan (observasi), juga dari berbagai instansi di Kabupaten Raja Ampat dan di Sorong. Aspek yang diamati meliputi aspek-aspek: biofisik; sosial, ekonomi, dan budaya; dan tata kelola. Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap pengambilan data yakni: Agustus-September 2012 dan April-Juli 2013 serta Juli 2014. Hasil menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam dengan sistem sasi masih dijumpai di hampir semua kampung lokasi penelitian, dikenal dengan istilah lokal kabus. Sasi berhasil meningkatkan produksi ikan target, menurunkan tingkat eksploitasi, memperbaiki stok ikan dan meningkatkan pendapatan. Sasi di Raja Ampat mengalami adaptasi akibat pemberlakuan kawasan konservasi perairan daerah dalam aspek-aspek yakni: (1) kawasan yang dikelola, (2) lembaga pengelola dan (3) sistem pengelolaannya. Sistem pengelolaan sasi akan resilien menghadapi perubahan-perubahan dari sosial, ekonomi dan budaya, bilamana sistem sasi mengadopsi unsur-unsur konservasi modern seperti penutupan sementara suatu kawasan menjadi penutupan permanen. Pengelolaan konservasi yang ada di Raja Ampat: (1) suaka alam perairan; (2) pengelolaan kawasan konservasi tradisonal atau sasi; (3) kawasan konservasi laut daerah (Regional MPA). Adapun jenis-jenis zona yang diberlakukan dalam Regional MPA terdiri atas 6 jenis yakni: (1) zona inti, (2) zona keamanan pangan dan wisata bahari, (3) zona perikanan berkelanjutan dan budidaya perikanan, (4) zona jalur pelayaran kapal, (5) zona sasi dan pemanfaatan tradisonal, (6) zona pemanfaatan lainnya. Pengelolaan konservasi di Raja Ampat menerapkan pendekatan kombinasi antara pemanfaatan terbatas dan larang ambil terhadap sumber daya laut. Lembaga pengelola bersifat pengelolaan kolaboratif antara pemerintah daerah dengan masyarakat adat dan didukung oleh LSM.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengelolaan Sumberdaya Karang Berbasis Integrasi Sasi dengan Konservasi Perairan Modern di Raja Ampaten
dc.subject.keywordkonservasien
dc.subject.keywordintegrasien
dc.subject.keywordpengelolaan adaten
dc.subject.keywordraja ampaten
dc.subject.keywordsasien
dc.subject.keywordmanfaaten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record