Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Kinerja Perekonomian dan Sektor Pertanian Indonesia pada Era Integrasi Ekonomi Regional China-ASEAN
View/ Open
Date
2014Author
Nasrudin
Sinaga, Bonar M.
Firdaus, Muhammad
Walujadi, H. R. Dedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dampak kebijakan fiskal terhadap kinerja perekonomian dan sektor pertanian Indonesia dalam era integrasi ekonomi regional China-ASEAN. Secara spesifik, tujuan dirinci sebagai berikut; (1) menganalisis dampak integrasi ekonomi regional (CAFTA) terhadap kinerja perekonomian dan sektor pertanian Indonesia, (2) menganalisis dampak kebijakan fiskal terhadap kinerja perekonomian dan sektor pertanian Indonesia pada era CAFTA, dan (3) menganalisis dampak faktor eksternal terhadap kinerja perekonomian dan sektor pertanian Indonesia pada era CAFTA. Data yang digunakan adalah time series tahunan periode 1990-2011 dalam level negara. Oleh karena adanya saling keterkaitan antar variabel penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika sistem persamaan simultan. Selain hasil estimasi dengan metode two stages least squares, analisis dilakukan dengan simulasi untuk mempermudah intepretasi ketika suatu variabel berpengaruh terhadap kinerja melalui pengaruhnya terhadap variabel lain. Simulasi dilakukan baik untuk peramalan ex-post maupun ex-ante. Untuk mengukur dampak dilakukan dengan membandingkan nilai simulasi dengan skenario tertentu dengan nilai simulasi dasar (tanpa skenario). Hasil penelitian menunjukkan dalam kondisi domestik seperti sekarang ini, integrasi ekonomi regional berdampak negatif terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia. Pertumbuhan sektor pertanian diprediksi lebih rendah jika integrasi ekonomi regional (CAFTA) diberlakukan sepenuhnya. Kinerja sektor pertanian bisa meningkat dalam integrasi ekonomi regional jika kebijakan fiskal yang diambil pemerintah efektif, serta pre-kondisi infrastruktur yang memadai. Meskipun masih efektif untuk peningkatan kinerja sektor pertanian, namun efektivitas kebijakan fiskal lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum pemberlakuan integrasi, sehingga dibutuhkan besaran fiskal yang lebih tinggi untuk stabilisasi dan stimulus perekonomian. Faktor eksternal seperti suku bunga, nilai tukar dan kebijakan tarif negara lain juga turut berpengaruh terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia. Penelitian ini mengambil dimensi makro yang masih menggunakan data agregasi komoditas. Disagregasi ke dalam lima kelompok komoditas hanya dapat menunjukkan variasi perilaku secara agregat, sementara perilaku antar komoditas kemungkinan berbeda. Diperlukan penelitian yang lebih mikro sampai pada level komoditas antar negara.