Show simple item record

dc.contributor.advisorSuryobroto, Bambang
dc.contributor.advisorFarajallah, Achmad
dc.contributor.advisorWowor, Daisy
dc.contributor.advisorSetiadi, Dede
dc.contributor.authorAnnawaty
dc.date.accessioned2014-11-03T01:26:48Z
dc.date.available2014-11-03T01:26:48Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/69975
dc.description.abstractUdang air tawar endemik Danau Lindu, Caridina linduensis pertama kali dideskripsi lebih dari satu abad yang lalu oleh J. Roux berdasarkan koleksi milik naturalis dari Swiss, Paul dan Fritz Sarasin (Roux 1904). Dalam tulisan ini dideskripsi ulang C. linduensis berdasarkan specimen baru yang diperoleh dari Danau Lindu yang merupakan type locality dari spesies tersebut. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan adanya dua spesies udang air tawar endemik lain yang belum pernah dideskripsi sebelumnya, yaitu Caridina sp A dan Caridina sp B, kedua spesies tersebut dideskripsi dan dibuat ilustrasinya dalam tulisan ini. Ketiga spesies Caridina danau Lindu dapat dibedakan terutama berdasarkan bentuk rostrum dan struktur mandibulanya. Caridina linduensis memiliki rostrum yang panjang dengan ujung rostrum mencapai atau sedikit melewati ujung segmen ketiga antennular pedunclenya. Spesies ini memiliki rostrum yang paling panjang dibandingkan dengan kedua spesies Caridina yang lain. Rostrum Caridina sp B lebih pendek dengan ujung rostrum melewati ujung segmen basal tetapi tidak pernah mencapai ujung segmen kedua dari antennular peduncle. Caridina sp A dapat dibedakan dari kedua spesies lainnya berdasarkan bentuk rostrum yang sangat pendek, hanya mencapai ujung distal segmen basal dari antennular peduncle. Bentuk rostrum yang sangat pendek ini membuatnya sangat berbeda dari kedua caridina yang lain. Disamping itu Caridina sp A memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding kedua spesies yang lain. Panjang carapas individu betina bertelur Caridina sp A mencapai 6.8 mm sementara C. linduensis hanya 4.9 mm dan 5.4 mm pada Caridina sp B. Struktur mandibula pada Caridina sp A dan Caridina sp B memiliki kemiripan dengan adanya 6 gigi pada incisor process dengan 2 deret granula yang tidak beraturan di antara gigi, molar process lurus. Struktur ini sangat berbeda dengan C. linduensis, yang memiliki lebih banyak gigi pada incisor processnya yaitu 16-18 gigi dengan struktur molar process yang melengkung. Ketiga spesies Caridina tidak hanya berbeda secara morfologi, tetapi juga berbeda dalam pemilihan habitat serta distribusinya. C. linduensis ditemukan menggantung di akar tanaman air di daerah littoral danau dan ditemukan juga di permukaan serasah dan ranting ranting kayu yang sudah lapuk di tepi outlet danau yang memiliki arus lambat cenderung stagnan. Caridina sp B ditemukan di bagian danau yang berada tidak jauh dari inlet, dan juga ditemukan di inlet dengan air keruh dengan arus yang lambat cenderung stagnan. Spesies ini menggantung di akar tumbuhan pakis atau tanaman air yang terdapat di tepi danau atau sungai.. Caridina sp A hanya dapat ditemukan di sungai ataupun selokan kecil berair jernih dengan substrate baru kerikil dan kerakal serta aliran air yang cukup deras. Spesies ini melimpah di sungai-sungai yang terletak di bagian barat danau, dimana kemiringan lahan berkisar antara 15 hingga 40 derajat. Distribusi Caridina di Danau Lindu dan sungai-sungai sekitarnya menunjukkan tidak adanya tumpang tindih di antara satu spesies dengan spesies yang lain, dan tampaknya distribusinya dipengaruhi oleh temperatur dan adanya ikan-ikan introduksi seperti mas (Cyprinus carpio) dan mujair (Oreochromis mossambicus), serta adanya udang introduksi (Macrobrachium lanchesteri). Fauna akuatik introduksi ini, baik yang disengaja maupun tidak, merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup Caridina terutama spesies yang hidup di danau karena berpotensi sebagai predator maupun kompetitor bagi Caridina. Semua spesies Caridina Danau Lindu memiliki jumlah telur yang relatif sedikit (26–47 telur) dengan ukuran telur yang cukup besar (diameter lebih dari 1 mm). Hal ini mengindikasikan sifat mereka sebagai spesies land-locked yang berarti tidak lagi membutuhkan air payau/asin untuk menyelesaikan siklus hidupnya karena mereka sepenuhnya menghabiskan seluruh hidupnya di air tawar. Perpaduan antara tipe land-lock dengan barrier ekologi dan fisik yang membatasi penyebaran Caridina nampaknya juga berkontribusi terhadap berkurangnya aliran gen di antara satu populasi dengan populasi yang lain. Hal ini dapat menjelaskan tingginya derajat endemisitas Caridina di Danau Lindu. Di samping itu dibandingkan dengan Caridina yang terdapat di Danau Poso dan Kompleks Danau Malili, tidak ditemukan adanya tumpang tindih spesies antara satu danau dengan danau yang lain. Semua Caridina yang terdapat di masing-masing sistem danau adalah endemik terhadap masing-masing sistem danau.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleThe freshwater atyid shrimps of the genus Caridina (Crustacea: Decapoda: Caridea) from Lake Lindu, Central Sulawesi, Indonesiaen
dc.subject.keywordCaridinaen
dc.subject.keywordspesies baruen
dc.subject.keyworddistribusien
dc.subject.keywordDanau Linduen
dc.subject.keywordSulawesien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record