dc.description.abstract | Kesalahan pengukuran adalah kesalahan yang muncul manakala suatu nilai dicatat tidak persis sama dengan nilai sebenarnya dalam kaitan dengan suatu proses pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat terjadi dari pengaruh desain kuesioner, metode pengumpulan data, pewawancara dan responden. Dampak dari kesalahan pengukuran adalah model yang dibangun tidak tepat atau tidak mewakili populasi, penduga parameter menjadi bias dan tidak konsisten serta menyebabkan penarikan kesimpulan yang salah Tujuan utama penelitian ini adalah membentuk model regresi terboboti geografis (RTG) dengan kesalahan pengukuran di kovariat yang diterapkan pada data gizi buruk balita di Jawa Timur. Tujuan khusus penelitian ini, yaitu (1) menentukan penduga parameter (pengaruh tetap), (pengaruh acak) dan (komponen ragam) pada model RTG dengan kesalahan pengukuran dari model dan (2) mengkaji sifat-sifat asimtotik dari penduga parameter yang dihasilkan pada tujuan pertama, (3) mengaplikasikan model yang diperoleh dari tujuan pertama terhadap data gizi buruk di Provinsi Jawa Timur, dan (4) membandingkan model RTG dengan mengabaikan kesalahan pengukuran dan model dengan kesalahan pengukuran. Metode yang digunakan untuk menduga parameter dan adalah kemungkinan maksimum berkendala (restricted maximum likelihood/REML). Perangkat lunak yang digunakan untuk pendugaan model regresi adalah R.3.0.2. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari data Susenas 2010 pada 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Peubah respon yang digunakan adalah persentase balita penderita gizi buruk pada tiap kabupaten/kota di Jawa Timur, dan sebagai kovariat adalah persentase penduduk miskin. Indikator kebaikan model ditentukan dari nilai-nilai KTG, R2, dan AIC. Hasil analisis diperoleh bahwa penduga parameter model RTG dengan kesalahan pengukuran untuk penduga pengaruh tetap adalah , penduga untuk pengaruh acak adalah dan penduga untuk komponen ragam adalah Sifat-sifat asimtotik penduga , dan model RTG dengan peubah penjelas mengandung kesalahan pengukuran adalah menyebar normal secara asimtotik, dan , , berturut-turut adalah penduga yang konsisten bagi , , . Berdasarkan aplikasi pada data persentase penderita gizi buruk di Provinsi di Jawa Timur tahun 2010 dengan menggunakan model yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa model RTG dengan kesalahan pengukuran lebih baik dibandingkan dengan model RTG. Indikator kebaikan model yang digunakan berdasarkan nilai AIC yang terkecil. Model RTG dengan kesalahan pengukuran dapat menurunkan nilai AIC dari 188.648 menjadi 187.972. Pengelompokkan lokasi berdasarkan parameter yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian balita gizi buruk diperoleh bahwa wilayah yang saling berdekatan cenderung membentuk satu kelompok. Dapat disimpulkan bahwa pendertita gizi buruk di Jawa Timur dipengaruhi oleh aspek kewilayahan (spasial). | en |