Show simple item record

dc.contributor.advisorNasrullah, Nizar
dc.contributor.authorFarida, Nur
dc.date.accessioned2013-06-24T03:59:25Z
dc.date.available2013-06-24T03:59:25Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64224
dc.description.abstractPembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) merupakan salah satu alternatif untuk melancarkan transportasi. Kehadiran jalan tol ini selain menimbulkan efek positif, ternyata juga memiliki efek negatif. Hal ini terlihat dengan adanya kemungkinan rusak atau turunnya kualiatas lingkungan ekosistem sekitar jalan tersebut, berkurangnya luas lahan penduduk yang terletak di sekitar jalur jalan serta tingginya biaya pembangunan dan pemeliharaan agar jalan tol tersebut dapat berfungsi optimal. Efek-efek berupa gangguan fisik dan psikis juga dialami penduduk setempat dan pemakai jalan tol itu sendiri. Gangguan-gangguan tersebut berupa menurunnya kualitas visual, silaunya pantulan permukaan jalan, tingginya suhu lingkungan, turunnya luas ruang terbuka hijau, tingginya intensitas kebisingan dan polusi yang berasal dari gas emisi kendaraan. Saat ini kondisi jalur hijau pada Jalan Tol Jagorawi belum tertata dengan baik sehingga pengemudi belum dapat memanfaatkan fungsi dari jalur hijau tersebut dengan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rancangan jalur hijau yang mampu meningkatkan kualitas lanskap jalan tol yang memberi suasana yang estetis, aman, dan nyaman bagi penggunanya. Untuk mendukung penanaman vegetasi yang tepat maka dibutuhkan pola penataan letak, pedoman pemilihan jenis, dan teknik penanaman yang sesuai dengan konstruksi jalan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Sebagai pedoman pelaksanaan kerja di lapang, penelitian ini menggunakan tahapan kerja yang dikemukakan oleh Simonds (1983) yaitu Planning Design Process. Tahapan kerjanya meliputi commision, research, analysis, synthesis, construction, dan operation. Data-data yang diperlukan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil dari pengamatan langsung pada tapak (pemotretan dan pengukuran) dengan menggunakan alat-alat survei untuk mendapatkan data fisik dan visual tapak terutama jenis vegetasi. Data sekunder yang diperlukan untuk studi antara lain data fisik dan data sosial. Data fisik antara lain iklim, topografi, tanah, hidrologi, vegetasi, dan kebisingan, sirkulasi, utilitas serta data volume kendaraan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Litbang Tanah, jenis tanah di kota Bogor pada umumnya adalah latosol coklat kemerahan dengan topografi yang bervariasi. Kota Bogor memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata bulanan berkisar 25,8-27,9 °C dengan curah hujan berkisar antara 136-467 milimeter dan kelembaban nisbi 77,4 %. Penggunaan lahan untuk kawasan tebangun antara lain perdagangan, perumahan individu, perumahan terstruktur, fasilitas pendidikan, dan fasilitas transportasi. Penggunaan lahan pada kawasan tidak terbangun antara lain sebagai taman/RTH dan ruang terbuka. Tanaman yang ada pada jalur hijau ini tergolong beragam yang didominasi oleh beberapa jenis antara lain pohon akasia (Acacia mangium), sengon (Paraserianthes falcataria), mindi (Melia azedarach), angsana (Pterocarpus indicus), bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), dan palem raja (Roystonea regia).en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePerencanaan Jalur Hijau Jalan Tol Jagorawi Ruas Gerbang Tol Bogor sampai Terminal Baranangsiangen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record