Show simple item record

dc.contributor.advisorPriadi, Trisna
dc.contributor.authorSinaga, Yomi Hanna R.
dc.date.accessioned2013-05-23T07:42:42Z
dc.date.available2013-05-23T07:42:42Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63734
dc.description.abstractBambu merupakan sumber daya alam yang baik untuk menggantikan kayu dalam produksi mebel. Bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea) dan bambu betung (Dendrocalamus asper) adalah jenis bambu yang umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan baku konstruksi dan mebel. Namun pada kenyataannya, bambu tersebut memiliki dayan tahan yang rendah terhadap serangan rayap. Maka pengawetan bambu sangat penting dalam produksi mebel untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, proses pengawetan yang dibutuhkan adalah yang ramah lingkungan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat keawetan bambu andong dan bambu betung terhadap serangan rayap tanah tanpa menurunkan sifat mekanis setelah diberi perlakuan pemanasan dengan limbah minyak goreng. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu terbaik untuk meningkatkan sifat keawetan dan sifat mekanis bambu andong dan bambu betung. Bambu andong dan betung dipotong sesuai dengan ukuran contoh uji keawetan pada standar JIS K 1571-2004 yang dimodifikasi dan ukuran contoh uji mekanis yang mengacu pada ASTM D 143. Proses selanjutnya, contoh uji keawetan dan mekanis bambu dikeringudarakan lalu dioven dengan suhu 60 °C selama 6 hari. Sebelum pemanasan contoh uji, minyak yang akan digunakan disaring terlebih dahulu untuk membersihkan dari kotoran sisa penggorengan kemudian setelah itu dilakukan pemanasan contoh uji dengan minyak. Suhu yang digunakan dalam proses pemanasan bambu yaitu 100 °C, 150 °C, dan 200 °C. Sedangkan waktu pemanasan bambu adalah 30 dan 60 menit. Setelah perlakuan pemanasan dilakukan pengujian keawetan dan sifat mekanisnya (MOE dan MOR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan bambu dalam limbah minyak goreng telah meningkatkan keawetan bambu andong dan bambu betung dari rayap tanah. Perlakuan pemanasan ini juga cenderung meningkatkan MOE kedua jenis bambu tetapi nilai MORnya tampak tidak banyak mengalami perubahan. Perlakuan pemanasan yang direkomendasikan untuk kedua jenis bambu ini adalah pada suhu 150 °C selama waktu 30 menit karena terbukti meningkatkan nilai mortalitas rayap secara nyata dan menghasilkan nilai penurunan berat yang nyata lebih kecil dibandingkan dengan contoh uji kontrolnya.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectrayap tanah.en
dc.subjectkeawetanen
dc.subjectbambu betungen
dc.subjectbambu andongen
dc.subjectPemanasan dengan minyaken
dc.titlePemanasan Bambu Andong (Gigantochloa pseudoarundinacea) dan Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dalam Limbah Minyak Goreng serta Dampaknya terhadap Keawetan dan Sifat Mekanisnyaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record