Show simple item record

dc.contributor.authorSultika, Lalis Yuliana
dc.date.accessioned2013-05-14T07:38:27Z
dc.date.available2013-05-14T07:38:27Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63548
dc.description.abstractHutan rakyat mempunyai manfaat yang sangat penting bagi lingkungan dan kehidupan manusia sehingga perlu dijaga kelestariannya untuk mempertahankan manfaat ekonomi dan ekologisnya. Mengingat keberadaan hutan rakyat perlu dipertahankan, maka usaha untuk mempertahankan keberadaan/kelestariannya perlu memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan hutan rakyat, misalnya faktor manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani hutan rakyat baik dari kegiatan pengelolaan hutan rakyat maupun dari luar kegiatan pengelolaan hutan rakyat serta kontribusinya terhadap pendapatan total petani, mengetahui pemenuhan pendapatan total petani berdasarkan UMR Ciamis (2009), batas garis kemiskinan Ciamis (2007) dan Sajogyo (1996), mengetahui hubungan pendapatan total dan pendapatan hutan rakyat dengan faktor sosial ekonomi petani dan mengetahui persepsi petani dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial ekonomi petani. Penelitian dilakukan di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican dan Desa Bojong Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terhadap 60 responden petani hutan rakyat, yakni 30 responden dari Desa Sidamulih dan sisanya dari Desa Bojong. Pendapatan total petani dari kegiatan pengelolaan hutan rakyat adalah Rp 475.687.000/tahun dengan rata-rata Rp 7.928.117/tahun/petani dan kontribusinya adalah 33,02%. Pendapatan total dari luar kegiatan pengelolaan hutan rakyat adalah Rp 964.953.000/tahun dan rata-rata serta kontribusinya adalah Rp 16.082.550/tahun/petani dan 66,98%. Berdasarkan UMR Ciamis (2009), maka 21,67% petani hutan rakyat berada di atas UMR dan 78,33% petani hutan rakyat berada di bawah UMR. Berdasarkan batas garis kemiskinan Sajogyo (1996), maka 91,67% petani hutan rakyat berada di atas garis kemiskinan sedangkan 8,33% petani hutan rakyat berada di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan batas garis kemiskinan Ciamis (2007), maka 90% petani hutan rakyat berada di atas garis kemiskinan sedangkan 10% petani hutan rakyat berada di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan analisis regresi maka pendapatan total berhubungan positif dengan pendidikan, jumlah anggota keluarga dan luas hutan rakyat. Sedangkan pendapatan hutan rakyat berhubungan positif dengan luas hutan rakyat saja. Faktor-faktor sosial ekonomi yang lain (usia, pekerjaan pokok dan jenis kelamin) tidak berhubungan signifikan dengan pendapatan. Persepsi petani terhadap hutan rakyat berdasarkan Skala Likert adalah tinggi dengan nilai sebesar 2,72. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah pekerjaan pokok, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan sosial budaya.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Pendapatan dan Persepsi Masyarakat terhadap Hutan Rakyat (Studi Kasus: Hutan Rakyat di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican dan Desa Bojong Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record