Studi Kelayakan Pengelolaan Lahan pada Kegiatan PLN Peduli Bersama Masyarakat dalam Menangani Lahan Kritis di Kawasan PLTA Plengan
Abstract
Hutan berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hasil hutan umumnya berdaur panjang sedangkan masyarakat cenderung lebih menyukai tanaman semusim yang hasilnya dapat dengan segera dirasakan. Hal ini yang kemudian mendorong masyarakat membuka lahan hutan untuk dijadikan areal pertanian. Lahan milik PT. Indonesia Power sudah lama digunakan masyarakat setempat sebagai areal budidaya tanaman hortikultura. Lahan tersebut memiliki fungsi penting sebagai penyangga (buffer zone) Danau Cileunca dan Cipanunjang yang digunakan oleh PT. Indonesia Power sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA Plengan). Pola tanam tanaman semusim ini mengakibatkan suplai air untuk pembangkit listrik tersebut terganggu. PLN kemudian membentuk suatu kegiatan penghijauan untuk mengembalikan fungsi lahan. Masyarakat diperkenalkan dengan pola tanam agroforestri. Perubahan pola tanam dari tanaman semusim menjadi agroforestri terhadap lahan milik PT. Indonesia Power tentunya menimbulkan dampak ekonomi bagi petani yang menggelola lahan tersebut. Melalui kajian kelayakan finansial, dapat dibandingkan tingkat kelayakan pengelolaan lahan sebelum dan setelah kegiatan penghijauan tersebut. Secara umum dari ke-30 responden, pendapatan setelah kegiatan ini yaitu sebesar Rp. 3.471.534,-/tahun mengalami penurunan dibandingkan dengan pendapatan sebelumnya yaitu sebesar Rp. 4.346.657,-/tahun. Walaupun pendapatan setelah kegiatan CSR PLN ini mengalami penurunan, kegiatan ini berhasil menekan besarnya pengeluaran rata-rata per tahun dengan dua kondisi yang berbeda (dengan kontribusi PLN dan tanpa kontribusi PLN). Pengeluaran setelah kegiatan ini yaitu sebesar Rp. 1.108.336,-/tahun (dengan kontribusi PLN) dan Rp. 1.250.686,-/tahun (tanpa kontribusi PLN) mengalami penurunan dibandingkan dengan pengeluaran sebelumnya yaitu sebesar Rp. 2.596.190,-/tahun. Sehingga besarnya keuntungan setelah kegiatan ini secara umum mengalami kenaikan dari sebesar Rp. 1.750.467,-/tahun menjadi sebesar Rp. 2.363.199,-/tahun (dengan kontribusi PLN) dan Rp. 2.220.848,-/tahun (tanpa kontribusi PLN). Besarnya keuntungan (NPV) ini juga menunjukkan tingkat kelayakan dari kondisi pengelolaan lahan sebelum dan setelah kegiatan ini.
Collections
- UT - Forest Management [3059]