Potensi dan Pengembangan Tegakan Hutan Rakyat Jati dan Mahoni di Jepara
Abstract
Sejak penelitian yang dilakukan IPB pada tahun 1976 dan UGM pada tahun 1977 tentang konsumsi kayu pertukangan dan kayu bakar di Pulau Jawa, hutan rakyat dirasakan cukup berperan penting dalam upaya menyediakan bahan baku untuk industri kayu. Jepara yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil meubel dan furniture terbesar di Indonesia, ternyata belum mampu memasok bahan baku industri kayunya secara swadaya. Kebutuhan akan bahan baku kayu tersebut sebagian besar dipenuhi dari luar Jepara sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hutan rakyat untuk jenis jati dan mahoni di Jepara serta mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan usaha pengembangan hutan rakyat di Jepara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan luas lahan, umur pohon yang terdapat di dalam lahan contoh serta ketersebarannya, dengan mempertimbangkan akses kemudahan serta aspek waktu dan biaya dalam pengumpulan data. Lahan dipilih secara purposive dalam suatu desa yang ditentukan dengan metoda transek jaringan jalan, serta diukur dengan menggunakan metode Systematic Plot Sampling With Random Start dengan Intensitas Sampling sebesar 15% dan plot contoh berupa circular plot berukuran 0,2 ha dan 0,4 ha masing-masing untuk tanaman yang berukuran kurang dari 4 tahun dan lebih dari 4 tahun. Struktur tegakan hutan rakyat jenis jati dan mahoni yang terdapat di Kabupaten Jepara mayoritas merupakan tegakan seumur (even-aged) yang didominasi oleh tegakan muda dengan kisaran umur rata-rata 7 tahun. Dari seluruh lahan responden yang diukur, 58,07% merupakan hutan rakyat yang ditanami jati atau mahoni berumur kurang dari 5 tahun, 32,26% untuk lahan dengan umur pengelolaan jati atau mahoni antara 6-10 tahun, dan 9,67% lahan dengan umur tanaman yang sudah lebih dari 11 tahun. Kerapatan tegakan untuk jenis jati berkisar antara 494-2303 pohon per ha, dan mahoni antara 455-1442 pohon per ha, dengan kisaran volume tegakan untuk jati antara 63,30-218,23 m³ per ha dan untuk mahoni berkisar antara 131,51-205,78 m³ per ha. Motivasi usaha hutan rakyat sebagian besar yaitu sebesar 83,33% sebagai tabungan di masa mendatang agar dapat dimanfaatkan oleh anak cucu mereka, sementara 10% terorientasi untuk usaha di bidang perkayuan, 3,33% untuk dikonsumsi sendiri dan serta 3,33% lainnya coba-coba.
Collections
- UT - Forest Management [2836]